Oleh: Susanah

#Tantangan Gurusiana Hari-107#

Kicauan burung pagi memberi semangat pada insan yang tiap pagi memiliki harapan untuk hidup yang lebih baik. Meiranti tergesa menghabiskan sarapannya lalu menyambar tas kerjanya dan berlari ke teras,menuju motor matic-nya lalu melajukan di jalan raya. Meiranti gadis mandiri yang penuh semangat. Baginya hari bukan tentang jam-jam yang terlewati namun hari adalah kesempatan. Meiranti tak kan pernah melewatkan kesempatan.

Langkahnya setengah berlari menapaki koridor rumah sakit bersalin karena tak mau tertinggal masuk ruang operasi pagi ini. Etos kerja yang tinggi kadang membuat iri rekan kerjanya karena selalu ada bonus dari para dokter untuknya. Meiranti memang kesayangan para dokter karena cara kerjanya yang cekatan. Dia belumlah senior namun kecakapan kerjanya membuatnya cepat tenar di rumah sakit ini.

Bruk!! Dibelokan depan apotik Meiranti bertabrakan dengan sosok kekar. Hidungnya serasa bengkok karena benturan yang lumayan keras..Hatinya teramat dongkol....sebab tak satupun kata maaf dia dengar dari tubuh gempal itu. Saat ia mendongak matanya membulat sempurna. Pria bermata elang yang dia rindukan. Pertanda apakah ini?? Jodohkah?? Asanya melambung..namun sepintas ia sadar. Ini rumah sakit bersalin..mungkinkah ia mendampingi wanita yang mungkin saja itu adalah istrinya. Meiranti masih waras dan akan mempertahankan kewarasannya meskipun cinta bergelayut manja direlung hatinya...ah...cinta memang ribet!!