Susanah

Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung...bekerja dengan ihklas untuk menjadi berkat bagi sesama ...

Selengkapnya
Navigasi Web
JODOH

JODOH

JODOH

Oleh: Susanah

#Tantangan Gurusiana hari ke-23#

Ana menutup buku bersampul ungu dengan gambar dua tangan yang saling menggengam. Ana tak lagi muda namun hoby menuliskan pengalamannya setiap hari dalam buku catatan harian tak pernah luntur. Mungkin jika dibukukan semua catatan hariannya pastilah sudah banyak buku diterbitkan untuknya. Hari ini ia menuliskan ungkapan hatinya yang dipenuhi rasa bahagia. 29 tahun pernikahannya bersama Rudi. Ah…perjalanan cinta yang berbelit. Ana kembali tersenyum….sebenarnya tak perlu berbelit,namun kadang manusia suka pada perjalanan yang memutar daripada yang lurus.

Rudi lebih muda 7 tahun dari Ana. Namun cinta yang tumbuh karena perjumpaan tiap hari di sanggar seni milik pakde Ana. Ana yang suka menari dan Rudi sang penabuh gendang seperti dihantar dalam ikatan cinta yang diragukan banyak teman dan handai taulan termasuk orang tua Ana. Ana mencoba untuk berkelit dari itu ketika Rudi menunjukkan percikan cinta setiap ada kesempatan. Ana selalu menolak,karena sadar diri pautan usia yang jauh. Mana mungkin wanita lebih tua dari suaminya pikir Ana. Belum lagi teman-teman sanggar meledeknya kalau Ana suka dengan berondong muda. Belum lagi ketakutan Ana ketika membaca tentang artikel wanita yang menopause. Namun Rudi adalah pria gigih. Berbekal cinta segunung ia melamar Ana. Kendati Ana menerima namun hanya dengan setengah hati. Pergulatan batin Ana sangat seru saat mereka berdiri di pelaminan. Ana merasa ada orang-orang yang menertawakan pasangan ini. Jika pengantin pria umurnya lebih tua itu adalah hal lumrah. Namun jika perempuan yang lebih tua bahkan umurnya terpaut jauh, maka cibiran selalu muncul. Namun Ana dan Rudi tetap berdiri tersenyum di pelaminan hingga pesta usai. Dan biduk rumah tangga telah berlayar tanpa ragu.

Ana merasakan puncak kepalanya dikecup. Sang suami menatapnya penuh cinta. Mereka menua bersama. Dan cinta mereka tak pernah berkurang,bahkan makin cinta. “Sudah malam,nanti masuk angin!”ucap Rudi sambil tangannya mengancingkan mantel Ana yang sedikit terbuka. Wajah keduanya tak lagi nampak perbedaan usia yang terpaut jauh. Rudi menggegam jemari Ana dan membimbingnya masuk ke rumah mungil mereka. Tak ada suara lain…ya…mereka hanya berdua. Menua bersama…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post