Susanah

Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung...bekerja dengan ihklas untuk menjadi berkat bagi sesama ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KEPINCUT

KEPINCUT

Oleh: Susanah

#Tantangan Gurusiana Hari ke-42@

Sukemi menggamit buyung air dipinggangnya. Peluhnya menetes didahinya menambah manis wajahnya. Sukemi yang tak sempat lulus SMA karena bapaknya yang hanya petani gurem tak mampu membiayai sekolahnya ang berda di kota kecamatan. SUkemi tidak mungkin tiap hari pulang pergi desa ke kota dengan menaiki sepeda kebo bapaknya. Jika ingin melanjutkan SMA harus tinggal di kost atau tinggal di rumah saudara. Namun jika terlanjur miskin siapa yang mau mengakui dia sebagai saudara??? Bagai pepatah,"Ada Gula Ada Semut". Sukemi dan keluarganya tak memiliki sesuatu yang berharga yang bisa diandalkan selain harga dirinya. Sukemi sudah sampai di rumah. Ia masuk melalui pintu belakang karena sejenak ia melihat ada seorang pria berdiri dan sedang berbincang bapaknya. Sukemi bukan tipe gadis yang suka pamerkan wajah manisnya. Setelah menuang air buyung ke dalam gentong,ia segera menapis beras dan memasak nasi untuk makan siang.

Tangan Sukemi cekatan memetik daun dan bunga pepaya,menu andalannya. Ada sejumput teri yang bisa menemani nasi dan sayur. Teramat sederhana. "Nduk,ndang cepakno mangan". Bergegas Sukemi keluar dari dapur untuk menata makanan di tikar lusuh yang terhampar di ruang tamu mereka. Deg...mata Sukemi membulat sempurna saat melihat sesosok pria tampan. Pandangan mereka beradu namun Sukemi segera menyudahi tatapannya. Sukemi mengalihkan pandangannya kepada bapaknya. Dengan ragu ia berkata,"Pak...makanannya hanya ini. Apa pantas disuguhkan??" Sukasdi,bapaknya hanya tersenyum,lalu mempersilahkan pria dihadapnnya untuk segera menikmati hidangan yang sangat sederhana. Pria itu dengan takzim mengangguk dan tanpa ragu mengambil piring lalu menyantap makanan itu. Sukemi mengintip dari lubang kecil di dapur. Hatinya tak karuan...ia bingung apa yang sedang dirasa. Sejenak tersenyum,namun segera lengkungan bibir itu menurun dan tampak wajah muramnya.

Cerita yang Sukemi sering dengar bahwa orang kota apalagi yang kaya suka memainkan hati wanita,apalagi gadis desa sepertinya. Sukemi bukan saja bingung,namun juga kuatir. Bingung karena sepertinya ia kepincut dengan ketampanan pria muda itu. Namun otaknya sudah terlanjur memahami bahwa tak ada pria kota yang baik. Sukemi kuatir jangan-jangan ayahnya sudah kepincut juga dengan tamunya itu. Bisa-bisanya sang bapak mempersilakan pria itu makan. Pak Sukasdi bisa tertawa renyah padahal jarang sekali bapaknya bisa tertawa seperti itu. "Huh...jangan-jangan bapakku tertipu dengan pria itu,"gumam Sukemi dalam hati. Dan saat tamunya pulang,pak Sukasdi bersiul senang. "Duh...bapakku sudah kepincut!" gerutu Sukemi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post