Melawan Cinta
Oleh :Susanah
Terik mentari memantul disemua sudut kota kecil ini. Kota yang dilalui garis khatulistiwa ini memang memiliki cuaca lumayan panas. Namun pemandangan yang eksotik dari bukit-bukit yang mengelilingi kota menjadi daya tarik bagi wisatawan. Meiranti yang mengendarai motor matic itu berhenti sejenak untuk membeli sebotol minuman dingin di kios. Seharusnya ia bisa pulang lebih awal dari dinas malam,namun ia tak tega saat temannya yang bertugas pagi memintanya membantunya karena pasien hari ini lumayan banyak. Sikapnya yang sulit menolak jika teman meminta bantuan inilah yang kadang membuatnya kelelahan. Meiranti adalah perawat yang dikenal supel dan baik hati, bukan saja rekan kerjanya yang menyukai namun pasien-pasien yang dirawatnya selalu terkesan oleh pelayanannya.
Meiranti menuntun motornya dan bersiap meninggalkan kios setelah meneguk minumannya. Wajah yang lelah dan kehausan itu kembali segar. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti menghalangi motornya. Meirantiberdecih kesal. Namun sesaat matanya terbelalak ketika netranya menangkap sosok yang keluar dari mobil. Dunia memang sempit,namun mengapa harus bertemu pria ini lagi. Pria yang membuat malamnya gelisah. Dua kali pertemuan dengan pria ini memberi bekas pada hati Meiranti. Mata elang dan senyum penuh misteri telah menghuni benak Meiranti seminggu ini. Jantung Meiranti serasa mau meloncat ketika pria itu melangkah mendekatinya. Namun ia tak mau terlihat lemah,dipandangi pria itu lalu mengacuhkannya. Meski sesungguhnya panas dingin merajai tubuhnya. Tubuhnya terlonjak keget saat si mata elang itu mengulurkan tangannya hendak memperkenalkan dirinya. Sejenak dipandangi tangan yang terulur dan dibiarkan menggantung di udara. Meiranti mengingatkan hatinya untuk segera tenang lalu menyambut uluran tangan tanda perkenalan.
Malam hampir habis namun mata Meiranti tak kunjung bisa terpejam. Ia menyadari kekonyolannya tadi siang sesampainya di rumah. Ia lemparkan tas selempangnya sembarangan dan melemparkan tubuhnya di sofa sambil tersenyum lebar. Bayangan pertemuannya dengan si mata elang yang bernama Yuda Angkasa Permana. Asanya melambung ke langit namun segera terhempas. Meiranti melawan rasa dalam hatinya. Rasa yang tak bisa didefinisikan oleh otaknya yang cerdas itu. Jika itu cinta, pastilah ia bertepuk sebelah tangan. Pria itu terlalu istimewa.Gagah perawakannya,mapan jika dilihat dari penampilannya. Dan yang meresahkannya adalah dua pertemuan mengisyaratkan ia bukan pria single. Rasa ini harus dilawan sebelum luka dihadapi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar