MENANTI HATI
MENANTI
Di sudut kota tak sepi,
sepotong hati perih merintih
Di sudut kamar tak riuh
sepotong hati tetap sepi
karena menanti
Dulu...
asa sempat menggunung....di awal purnama
purnama demi purnama terlewat
yang dinanti tak berjati
Asa pun menciut....
dan tinggal secuil....
Undur...?
Undur...?
Enggan,
karena harap kadang tak juga mati
namun saat hati tertatih...
Terputus gumam "Teruslah menanti!"
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar