Susanah

Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung...bekerja dengan ihklas untuk menjadi berkat bagi sesama ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TAK SANGGUP

TAK SANGGUP

TAK SANGGUP

Oleh : Susanah

#Tantangan Gurusiana Hari ke-36#

Kuremas ujung jari-jariku menahan emosi marahku. Telah kutahan rasa gondokku kepada suami. Pria yang kudampingi lebih dari 20 tahun sungguh-sungguh membuatku jengkel. Sejak masuk rumah tak berhenti menyalahkanku. Huh..kenapa semua dilampiaskan kepadaku. Ingin kujelaskan semua...ingin kulawan saja namun nyaliku tak terlalu besar bahkan untuk menatapnya dengan tajam. Maka jurus yang kuandalkan adalah diam. Pikirku...rasain...aku diam ! Pasti mati kutu dia. Mana yang lebih kuat,mana yang lebih bertahan...perang dinginnya.

Kutunggu sejam...priaku masih tahan diam sambil mbesengut alias muka jutek. Akupun pasang muka lebih angker lagi. Setahu,suamiku paling tidak tahan didiamkan. Meski muka masamku kupertahankan namun aku mulai dag dig dug,pasalnya sudah dua jam lewat dan muka suamiku tak kunjung berubah. Kulirik dengan ekor mata,mukanya bukan cuma jutek tapi menjadi datar. Tak ada ekspresi...waduh,apa yang terjadi. Sejurus kemudian hatiku panik meski berusaha kututupi dengan muka masamku. Memang ini hobiku,memasang muka model seperti asam yang terlanjur masak kala marahan dengan suami. Dan priaku ini tak kan lama,ia biasanya segera merayuku dengan banyak cara. Hemmm,wanita memang selalu menang. Eits...tapi kenapa malam ini rada berbeda gantengku ini. Wah...jangan-jangan...ada yang lain??? ya ampun...jauh sekali pikiranku!.

Sudah 3 jam moda diam suamiku berlanjut. Dan aku pun tak sanggup menahannya. Mungkinkah aku yang merayunya???Oh,No!!!Tak ada dalam kamusku karena selama ini aku tak pernah merayunya...dialah yang selalu mengalah untuk memadamkan bara amarah diantara kami. Berkelebatan bayangan jurus-jurus rayuan suami yang selalu bisa meluluhkan hati. Kulirik lagi suami,dan ia malah menyilangkan kedua tangannya didada pertanda dia tak kan mengakhiri perang ini. Arrghh..menjengkelkan. Aku rindu rayuannya. Dan aku tak sanggup lagi...sepertinya Tuhan membiarkan aku menjadi perayu hari ini. Kutanggalkan egoku...demi genjatan senjata dirumahku. Dan kusapa suamiku dengan sedikit genit,"Sayang,mau makan apa malam ini??". Dan sepertinya kudengar petir menyambar-nyambar seolah mentertawakanku. Ah..biarlah, kuletakkan egoku demi kekasih hatiku. I Love Suamiku!!!

(Kalukubula,saat hujan deras)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Pentigrafnya

07 Mar
Balas

Terima kasih Ibu untuk supportnya....salam sehat

20 Mar

Keren Pentigrafnya

07 Mar
Balas

Ceritanya keren Bund. Perang dingin.... Salam sukses

06 Mar
Balas

Terima kasih Ibu Umi...salam kenal...salam literasi

20 Mar

He..he.. apik ceritanya, Bu. Juteknya sebentar saja yaa... Salam sukses, Bu.

06 Mar
Balas

Terima kasih supportnya Ibu Cicik...sehat-sehat selalu Bu..

20 Mar



search

New Post