Susanti, S.Pd

Bertugas di SDN 01 Muara Panas lahir di Muara Panas Kec. Bukit Sundi Kab.Solok.Menulis salah satu cara menunjukkan diri pada dunia, bahwa kita ada.😍...

Selengkapnya
Navigasi Web
365 tanpa Remedi. Bisa!

365 tanpa Remedi. Bisa!

Tantangan ini saya mulai sejak tanggal 2 Mei 2020, bertepatan dengan bulan ramadan 1441 H. Saat pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Bergabung di grup facebook Media Guru Indonesia membuat saya tertular virus menulis. Mulanya saya tidak menyangka akan sampai di tangga 365, karena sebelumnya saya tidak punya pengalaman menulis sama sekali.

 Setiap hari membaca status gurusianer yang jatuh bangun. Jatuh dan semangat bangun lagi. Membuat saya juga merasa was-was. “Ya, Allah. Jangan sampai saya terjatuh dari ketinggian. Pasti sakit sekali rasanya.”

Namun, alhamdulillah. Walaupun melalui perjuangan yang tidak mudah, disela-sela kesibukan. Saya luangkan waktu untuk menulis. Perjalanan menuju sekolah adalah waktu untuk memikirkan ide yang akan ditulis, begitu juga kegiatan-kegiatan lain. Saat istirahat,  memasak , mencuci, menyetrika, menidurkan anak atau pun mengantarnya mengaji.

Semua kejadian yang saya alami, saya tulis. Bepergian dengan keluarga, orang tua sakit, kenaikan kelas anak, kelulusannya, sampai si Sulung di terima di Universitas negeri. Kegiatan ramadan sampai Idul Fitri, juga kebersamaan dengan rekan-rekan guru di sekolah, serta acara yang paling berkesan saat bisa ikut launching buku pertama kali pada acara HUT PGRI, karena pengalaman lebih mudah menuangkannya menjadi tulisan.

Tak ada yang mustahil jika kita bersungguh-sungguh melakukannya. Usaha takkan menghianati hasil. Untuk menulis 365 hari tanpa jeda, jangan coba-coba mengirim tulisan di waktu cinderela. Bisa jadi listrik padam, signal hilang, tertidur, kesibukan di sekolah, kenduri atau halangan lain yang membuat penyesalan yang tak berujung.

Banyak hal-hal positif yang saya peroleh dari mengikuti kegiatan ini antara lain: belajar disiplin diri dan waktu, menabung tulisan untuk dijadikan buku, menambah teman dan ilmu tentang kepenulisan. Terlebih lagi saya berhasil menaklukkan diri sendiri.

Terhitung sejak bergabung dengan MediaGuru dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan seperti Sagusabu, CWC, Kelas Editor dan Majalah Literasi, juga sembari mengikuti tantangan 365 menulis tanpa henti. Saya sudah berhasil menulis satu buku solo dengan judul Mengeja Bahagia dan 18 buku antologi yaitu: Semilir Angin Persahabatan, Tasbih Senandung Rindu, Dari Pledoi Hingg Ajal Menjemput, Bias Kalbu Corona, Mudita Lega, Keajaiban Takdir, Bangga Menjadi Guru, Guru Petualang, dan 4 buku antologi menang lomba yaitu : Kasih Guru Tak Berbilang, Ayah Pejuang Keluarga, Colourful Ramadan, Satu Buku Sejuta Cerita.

Buku antologi berikutnya Bersimpuh di Langit Ka’Bah, serta buku no baper ( noelis bareng pemred) yang berjudul Rasa yang Tertinggal Tatkala kedua Hidung Kita Bertemu, Kau adalah Sebuah Alasan bagiku untukk Menjaga Rindu Hingga Senja Tiba, Membaca Cinta yang Tak Berkesudahan, Seribu Juta Masalah Rindu dan Ayo Nggedabrus gawe Boso Makmu Dewe-Dewe.

Terima kasih saya ucapkan kepada CEO MediaGuru, Bapak Muhammad Ihsan yang tidak berhenti memberi motivasi kepada gurusianer untuk terus menulis. Menulis dan menulis. Tulislah yang penting dan yang penting menulis.

Beruntung sekali nama saya sudah ada pada pengumuman Pak CEO pada tanggal 2 Mei 2021 sebagai peraih penghargaan 365 hari menulis. Dari 158 orang yang lolos nama saya berada diurutan 155 menurut hasil verifikasi sistem tahap II. Mudah-mudahan ini menjadi menjadi motivasi bagi saya untuk terus menulis dan memperbaik diri, bermanfaat bagi saya sendiri dan orang lain.

Insyaallah saya bisa mengikuti Anugrah Gurusiana 365  mendatang. Selamat juga kepada gurusianer lain yang juga sudah lebih dulu berada di puncak tangga dan semangat bagi rekan-rekan lain yang masih berjuang. Terakhir, 365 tanpa remedi. Bisa! Saya  sudah membuktikannya.

 

Perempuan yang lahir di Kota beras ini, biasa dipanggil Santi. Nama lengkapnya Susanti,S.Pd. Dia adalah anak kedua dari Syahrul Chan dan Anisma, menempuh pendidikan di SDN 1 Muara Panas, SMPN 1 Muara Panas, SMAN 1 Bukit Sundi, melanjutkan studi D II ke IKIP Padang, S1 Adminstrasi Pendidikan di UNP.

Dia sudah memiliki 3 orang anak. Saat ini dia bertugas sebagai Kepala Sekolah di SDN 28 Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Dia mulai menulis sejak Mei 2020 dan mengikuti tantangan di blog gurusiana. Dia sudah menghasilkan satu buku solo yang berjudul Mengeja bahagia dan 17 buku antologi, dia bisa dihubungi di 085274546444 dan email [email protected]. Ia mengutip quote Imam Al Ghazali sebagai penyemangat “ Jika kau bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah”

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga masuk noninasi Bu guru hebat.

19 Dec
Balas



search

New Post