Hujan masih menyisakan gerimis. Segera kukenakan jas hujan. Hari ini aku berjanji dengan teman sesama pengurus PGRI untuk membesuk salah seorang pengurus mengalami kecelakaan sehingga mengalami patah kaki.

Rupanya teman-teman yang lain sudah menunggu di tempat yang dijanjikan.

"Pak, aku agak ragu mengendari motor. Jalanan licin," ujarku pada Pak Ketua.

"Kita santai-santai saja, tak usah tergesa-gesa. Ibu-ibu duluan jalan. Kami mengawal di belakang," jawab Pak Ketua.

Ada 3 orang ibu-ibu yang membawa kendaraan dan 2 bapak-bapak dan seorang ibu yang membonceng.

Baru beberapa meter berjalan hujan turun agak deras. Kami mencari tempat berteduh disebuah rumah yang tidak berpenghuni.

Alhamdulillah, kami sampai dengan selamat. Jalan yang kami tempuh cukup sulit. Penuh pendakian yang berliku dengan lebar jalan yang tidak begitu luas. Jika berpapasan dengan kendaraan lain salah satu kendaraan roda empat harus berhenti.

Hujan sudah berhenti. Jalanan terlihat basah. Dan ini membuat keraguan kami ibu-ibu. Membayangkan penurunan yang akan kami tempuh.

Ada 3 penurunan tajam. Penurunan terakhir ditunggu oleh jembatan, di bawahnya aliran sungai yang cukup deras.

Sesampai di jalan yang datar. Tiba-tiba rem tangan sebelah kiri tidak berfungsi. Aku segera menepikan kendaraaan.

"Pak, bagaimana ini. Remnya blong."

Pak Ketua yang tetap mengiringi kami di belakang menyuruh ke tepi jalan.

Setelah diperbaiki, rem itu kembali berfungsi.

Tak henti kuberucap alhamdulillah. Aku tak bisa membayangkan jika rem kendaraanku tak berfungsi di jalan yang menurun tadi. Tentu aku akan mendarat di sungai yang berarus deras itu.