P: "Silahkan berhenti, Pak! 

(Bergegas si bapak meminggirkan kendaraannya) Bapak  sudah vaksin?"

U: "Sudah, Pak."

P: "Boleh saya lihat kartu vaksinnya?"

(Mengeluarkan gawai dan mencari bukti vaksin 1 dan 2)

 "Terima kasih , Pak."

P: Ibu yang di sebelah?"

S: "Sudah, Pak."

(Sambil membuka dompet dan memperlihatkan kartu vaksin)

P: "Sudah 2x, Bu"

S: "Sudah, Pak."

P: "Ibu-ibu yang di belakang?"

U: (Sibuk menekan gawai mencari screenshoot bukti vaksin dan menyodorkannya pada petugas)

P: "Ibu baru satu kali vaksin? Ini waktunya sudah harus vaksin tahap dua, lho."

U: "Waktu itu saya kurang sehat, Pak. Jadi tidak bisa ikut vaksin yang kedua."

P: "Sekarang Ibu sehatkan?"

U: Alhamdulillah sehat, Pak"

P: "Kalau begitu silahkan Ibu turun dari mobil, untuk divaksin ditempat yang telah kami sediakan."

U: "Maaf, Pak. Nanti saya di puskemas dekat rumah saya saja."

P: Oh, tapi benar, ya. Ibu harus vaksin."

Sambil mengelus dada, "Alhamdulilah akhirnya kami lolos."

Semesta mendukung, begitu juga hujan yang tak henti sejak dua hari lalu, seakan lenyap. Memunculkan cuaca cerah. Terbukti puncak Marapi terlihat dari kejauhan.

Beberapa kali bertanya sepanjang jalan yang dilalui. Akhirnya kami pun sampai di tempat yang dituju. Merayakan kegembiraan,  ulang tahun kesekian puluh tahun salah seorang sahabat.

#Barakallah Uni...

Semoga diusia yang tidak lagi muda, semakin tawaddu', istiqamah menjalan perintah agama, jadi istri sholeha, Ibu yang baik bagi anak-anak, tercapai apa yang diimpikan.