Robot Guru
Ayah, aku tidak mau sekolah. Aku takut terkena virus. Anak orang super kaya itu merengek kepada ayahnya. Sang ayah tidak membantah. Ia pun tidak mau membiarkan anaknya belajar sendiri. Ia takut anaknya tersesat. Tetapi mengajar sendiri ia tidak kuasa. Waktunya yang sangat berharga dan bernilai jutaan euro tidak mau dia sia-siakan dengan menunggui anaknya menjadi pengajar layaknya guru. Lalu ia menyewa robot super canggih. Robot guru pendamping anaknya menuntut ilmu.
Anak orang super kaya itu bukan anak biasa. Ia anak yang cerdas. Apa yang diterangkan sang robot guru dengan mudah dipahami. Setiap kali berhasil menyelesaikan kuis sang Robot Guru selalu memuji.
Ayah, antar aku ke sekolah lagi. Si anak orang super kaya kembali merengek kepada ayahnya. Ia tertunduk lesu. Robot guru tak pernah marah, bahkan selalu memuji setiap berhasil menyelesaikan tantangan. Tapi pelukannya dingin, Ayah! Ia tidak tersenyum tulus, senyumnya kaku, suaranya datar. Ia pintar memuji tetapi tidak mampu membesarkan hati.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Salam sukses dari followers njenengan
mencerahkan, ,,,,salam sukses selalu untuk bapak
Pak Sis, terima kasih. Salam kembali.
Terima kasih bu Fifit.