Susi Friska Sinaga

Aku hanyalah setitik air yang berusaha memberi kelegaan untukMu. Meskipun akan habis setidaknya aku pernah berarti. (Susi F Sinaga)...

Selengkapnya
Navigasi Web
GELIAT LITERASI MEMBUAT 'CANDU'

GELIAT LITERASI MEMBUAT 'CANDU'

#LombaMenulisBulanAgustus2020

GELIAT LITERASI MEMBUAT ‘CANDU’

Oleh: Susi Friska Sinaga, M.Pd.

Guru SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari Medan

"The illiteras of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn.” Artinya, para buta huruf pada abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan yang tidak bisa belajar, melupakan pelajaran, dan mengulangnya kembali." Ini adalah pernyataan Alvin Toffler sang futurolog sekaligus penulis asal Amerika yang sangat menginspirasi saya mengenai literasi.

Literasi saya maknai bukan hanya sekedar baca tulis, namun mencakup ranah yang lebih luas. Seperti halnya dalam KBBI (2016) kata ‘literasi’ bukan hanya memiliki satu arti, namun sekaligus mencakup tiga arti, yaitu: 1) kemampuan menulis dan membaca; 2) pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu: -- komputer; 3) kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Berdasarkan pengertian tersebut, saya menganalogikan literasi dengan sebuah pohon. Pohon membutuhkan nutrisi dalam tanah agar memiliki akar yang kuat untuk bisa tetap kokoh. Pohon membutuhkan cahaya matahari untuk membantunya tumbuh dan berkembang ataupun menghasilkan buah. Jika kekurangan nutrisi dan cahaya matahari, pohon akan sulit berkembang, bertahan, bahkan bisa mati. Sama halnya dengan manusia yang membutuhkan akal dan pikiran untuk dijadikan fondasi dalam berliterasi. Manusia membutuhkan keterampilan untuk membantunya bertahan dalam ‘kerasnya’ zaman.

Inilah yang menjadi dasar pemikiran saya untuk bisa berpacu di zaman teknologi saat ini. Apalagi profesi saya sebagai pendidik yang sarat dengan memberikan teladan bagi siswa, teman, keluarga ataupun lingkungan. Mau tidak mau saya harus selalu ‘melek’ terhadap segala situasi. Melalui literasi saya beroleh kecakapan menggunakan sumber pengetahuan dan informasi apa saja yang tersedia.

Literasi saya bermula saat mengikuti kelas menulis naskah drama yang diselenggarakan oleh BBSU (Balai Bahasa Sumatera Utara) 2019 lalu. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai pada tanggal 3 Februari – 25 Mei dengan pertemuan sekali sebulan. Pelatihan dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB. Meskipun seharian mengikuti pelatihan, saya tidak penah merasa bosan karena para mentor membimbing dengan cara unik. ‘Kebutaan’ saya dalam menulis berangsur-angsur dapat menemukan sinar terang untuk melihat banyaknya ilmu yang tersaji. Saat akhir pelatihan, hanya 21 naskah yang berhasil lolos dijadikan buku antologi. Kebanggaan tersendiri bagi saya ketika judul naskah drama yang saya tulis terpilih sebagai judul buku antologi tersebut. Tepat pada tanggal 18 September 2019, buku antologi naskah drama berjudul “Ning” pun telah kami terima. Ada rasa menggeliat dalam diri, ternyata melalui literasi banyak manfaat yang saya peroleh.

Masih belum puas dengan ilmu yang diperoleh, saya juga tertarik mengikuti pelatihan (workshop) penulisan buku populer dan ilmiah dengan tema “Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU)” yang diselenggarakan Media Guru Indonesia pada tanggal 27 – 28 April 2019 di Langkat. Pelatihan dilanjutkan dengan pendampingan online selama satu bulan. Sayangnya masih setengah bulan mengikuti pendampingan online, nahas bagi saya karena mengalami kecelakaan. Kaki kiri saya patah, sehingga perlu mendapat perawatan intensif. Tulisan belum rampung untuk dibukukan, padahal saya juga telah mendaftar akun di blog gurusiana untuk mulai menulis. Semua kegiatan jadi terhenti.

Meski begitu, geliat literasi tidak patah begitu saja. Saya bergabung di grup Facebook MGI untuk mengikuti perkembangan yang ada. Seiring berjalannya waktu, tepat pada tanggal 27 Mei 2020, saya kembali bisa mengasah literasi melalui menulis artikel. Tulisan perdana bentuk puisi di blog MGI sekaligus awal mengikuti tantangan menulis 30 hari. Piagam Biru sebagai penghargaan karena telah berhasil menyelesaikan tantangan pun saya dapatkan. Berlanjut saya mengikuti Webinar V dan lomba menulis bulan Juli. Virus literasi kian menggeliat ketika mengetahui bahwa diantara nama pemenang lomba ternyata ada nama saya. Pastinya geliat literasi ini membuat saya jadi ‘kecanduan.’ Salam literasi..!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereen bu...Semoga lolos tulusannya, saya sampai detik ini belum bisa tayang bu. Sementara SKSS lancar jaya

09 Aug
Balas

Akhirnya postingan artikel lomba selesai juga....semoga berkah, AMIN :)

08 Aug
Balas

keren bu Susi semoga menang---sukses selalu

09 Aug
Balas

keren bu Susi semoga menang---sukses selalu

09 Aug
Balas

Waw keren bun..moga menang.. salam sukses selalu

09 Aug
Balas

Proficiat bu Susi.Jadilah pohon yang memiliki akar yang kuat dan tangguh menyatu dengan tanah. Karenanya setiap terpaan akan lebih mudah melewatinya.Salam sukses,Semoga antologinya dapat

09 Aug
Balas



search

New Post