KETIDAKADILAN
#TantanganGurusianaMenulis 6o Hari (Hari ke-57)
KETIDAKADILAN
Senyummu melebar di atas kepongahan
Menjentik puas penuh lakon
Membunuh lugunya kepolosan
Merampas jiwa kebebasan
Menjelmakan paras kebiadaban
..
Kejammu halus mematikan
Melumpuhkan sendi-sendi impian
Menggerogoti perlahan angan dan harapan
Mengaus tanpa sedikitpun ampun
Mati dengan kesedihan sebon
..
Kelicikanmu yang jahiliah
Memaksa kecendekiaan tak lagi bisa ampuh
Menangis hingga tersungkur jatuh
Bersimpuh bersama raungan jerih
Terluka merasuk perih
..
Bagai raja
Kau masih duduk di singgasana
Meski ribuan adab memandang iba
Kuasamu tetap saja riuh penuh terpa
Melahirkan gaduh kemunafikan tak terkira
..
Karya : Susi F. Sinaga
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang mengungkapkan kritik sosial. Ketidakadilan masih saja terjadi di dalam kehidupan ini. Para penguasa, banyak memanfaatkan kekuasaannya. Padahal ini hanya sementara. Sukses selalu, Bu.
Pemahaman pak Edi sungguh luar biasa. Terima kasih atas kunjungannya pak. Salam sukses juga ya pak.
Sebuah satiree yang indah..kemunafikan dimana-mana selalu menjelma serupa pahlawan..banyak yang tak masuk diakal..kadanh yang saya heran, masih saja banyak yang percaya dan membela...entah angin apa yang membawanya kesana..semoga lah datang kesadaran bagi yg pongah2 disinggasananya...salam sukses bunda Susi..
Iya pak, miris melihat keadaan yang selalu mengagungkan ketidakadilan. Sampai saya sering berfikir apalah salah kepolosan hingga 'dilumat' oleh kejinya kepongahan mereka. Benar pak, Amin kita doakan. Salam sukses juga ya pak buat bapak.
Maaf kalo beberapa hari ini tidak menyapa..vertigo kambuuh, harus istirahat total dan tanpa tulisan..
Sebuah satiree yang indah..kemunafikan dimana-mana selalu menjelma serupa pahlawan..banyak yang tak masuk diakal..kadanh yang saya heran, masih saja banyak yang percaya dan membela...entah angin apa yang membawanya kesana..semoga lah datang kesadaran bagi yg pongah2 disinggasananya...salam sukses bunda Susi..
Tidak apa2 pak. Semoga lekas sembuh ya pak
Puisi yang indah ibu cantik.. Sukses selalu ibu Susi.. Salam santun
Terima kasih bu Trisna. Salam sukses juga ya bu
Puisi keren. Penuh semangat perjuangan. Tetap melangkah menuntut keadilan. Salam literasi, sukses selalu.
Terima kasih pak Edi atas apresiasinya.
Wow..luarbiasa....diksinya membuncah.... kereen..Bunda Susi
Terima kasih bu Rika Komara. Salam literasi
Diksi keren banget Bu.
Terima kasih bu Hunaifah
Keren ni. Puisi penuh Makna
Terima kasih bu Herlina. :)
Begitulah bund yang duduk disinggasana...penuh kemunafikan...yang hitam jadi putih yang putih jadi abu abu...salam sukses
Terima kasih bu Titik atas apresiasinya. Semoga ketidakadilan dapat dimusnahkan dari muka bumi ini. Amin.
Keren puisinya Bu Susi
Terima kasih bu Alina
Keren bun, luarbiasa....diksinya mmembuncan, salam literasi.
Terima kasih bu Herlina. Salam literasi
puisi yang keren...salam
Terima kasih pak
Keren diksinya bunda susi.salam literasi
Terima kasih bu Yenti. Salam literasi juga ya.