Susilo Rini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGUAK

Puisi - Balada Terbunuhnya Atmo Karpo (Karya WS Rendra)

Dengan kuku-kuku besi, kuda, menebah perut bumi bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri. .....Majulah Joko Pandan! Di mana ia? Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa .... - Joko Pandan! Di mana ia? Hanya padanya seorang kukandung dosa. ..... Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan segala menyibak, bagi derapnya kuda hitam ridla dada, bagi derunya dendam yang tiba .... Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang Ia telah membunuh bapaknya.

Inilah sepenggal puisi Balada Terbunuhnya Atmo Karpo, yang sangat saya sukai. sepenggal kisah seorang ayang yang berjuang melakukan apa saja demi menghidupi anak dan keluarganya. namun ia tak pernah bercerita kepada keluarganya, apa profesi sesungguhnya. ia hanya tahu bagaimana memberi nafkah kepada keluarganya, menyekolahkan anankya hingga anaknya kelak hidupnya lebih baik dari dirinya.

sungguh sebuah sikap yang pantas untuk dipuji oleh anak serta keluarganya.

"...mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang..."

menjadi perampok ia lakoni demi sesuap nasi, Atmo Karpo....atmo Karpo.. sulitkah hidup?

Namun itulah kenyataanya, setiap langkah adalah pacuan hidup antara hidup dan mati. perjuangannya adalahsebuh harga nyawanya sendiri.

....

Segenap warga desa mengepung hutan itu dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri..."

Nah inilah hari naas itu terjadi, ketika seluruh warga desa mengepung seorang perampok (Atmo Karpo). Malang tak dapat di tolak serta untung tak dapat diraih. susah payah ia keluar dari kepungan warga namun sia sia hasilnya. Diantara kepungan warna, tampillah anak muda yang ingin membunuh perampok itu. Joko Pandan....

......

Majulah Joko Pandan! Di mana ia? Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa...."

Ya Joko Pandan seorang aparat muda yang selalu menegakkan keadilan. ia bawa pedang dan siap membunuh perampok yang bertopeng, diburu warga. dengan gagh berani joko pandang maju di barisan paling depan. "Padanya seorang kukandung dosa"...ucap Atmo Karpo mengingatkan Joko Pandan. Jika apa yang Atmo Karpo lakukan adalah untuk dirinya hingga menjadi seperti sekarang.

Adilkah ini?

Ia bawa pedang untuk menegakkan keadilan kepada perampok? (ayahnya?)...oh ternyata ayahnya yang selama ini bekerja membanting tulang untuk Joko Pandan adalah perampok yang ada di depannya.

Adilkah ini?

Demi buah hati Atmo Karpo melakukannya...sebagai tumbal dosa...

Tetapi kata Joko Pandan ..." Nyawamu barang pasar hai orang bebal..."

Sebuah hati yang terbuat dari baja yang menempel di dada Joko Pandan sang anak perampok. Perampok yang ia tahu disebut "Bapak"

....

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang Ia telah membunuh bapaknya....

Sebuah bakti yang diberikan seorang anak kepada bapaknya. Tragis... seorang aparat muda yang menegakkan keadilan dengan membunuh bapaknya!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post