Susi Mariani

GURU SD NEGERI 025 SUNGAI PENUH...

Selengkapnya
Navigasi Web
'kompetensi tetapi tidak punya koneksi'

'kompetensi tetapi tidak punya koneksi'

let's tell stories about education. Pandangan dari seorang guru yang masih papa.

Jauh dibangku perkuliah kita sudah sering mendengar dosen menjelaskan bahwa Pendidikan merupakan “soft power” kekuatan yang secara kasat mata tidak terlihat, tetapi semua orang membutuhkannya dan ikut merasakan kekuatannya. Mau membuat bangsa ini maju, menjadi bangsa yang super power, sudah pasti Pendidikan jawabannya. Kita mendukung dengan sepenuhnya upaya yang terus dibangun oleh kemdikbud dalam memajukan Pendidikan walaupun menimbulkan pro dan kontra, tetapi didalamnya tetap terdapat nilai-nilai kemajuan yang diinginkan oleh bangsa.

Akan tetapi beberapa dekade ini ada hal yang menganjal, dan sering terngiang di hati saya sebagai seorang guru. Bukan masalah kurikulum, tetapi lebih ke seluruh stakeholder yang menjalankan kurikulum ini. Kita mendengar dan menyaksikan dengan jelas ketika ada pergantian pemerintahan maka ada kemungkinan posisi dikementerian juga bakal diganti. Sayangnya sistem ini tidak berlaku di pusat saja, tetpai mengakar sampai kedaerah. I support change, tetapi orang yang menempati posisi perubahan musti have competency untuk menjalankannya.

Sayangnya yang terjadi sekarang Pendidikan dijadikan alat politik oleh sabagian oknum untuk kekuasaan semata. Kita sama-sama tahu tujuan dari Pendidikan itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga untuk mengembangkan manusia yang seutuhnya. Maksud dari manusia seutuhnya tentu manusia yang cerdas secara komprehensif. Manusia diharapkan ini nantinya mampu mengambil peran dan mendidikasikan dirinya untuk mengubah Pendidikan menjadi media berpolitik yang berkarakter baik, sekaligus mampu mendidik politik lewat Pendidikan.

Sebenarnya politik dan Pendidikan tidak musti harus terpisah atau kita paksa untuk pisah, tetapi bagaimana politik dan Pendidikan ini harus terintegrasi dan saling terkoneksi untuk membangun sebuah sistem yang ideal yang nantinya akan dijalankan oleh sekolah-sekolah di seluruh pelosok negeri. Sayangnya ini jauh dari kata ideal, karena ulah dari oknum yang membuat sekolah ikut terlibat politik praktis, dan menjadikan sekolah sebagai alat politik. Jika ini terus berlanjut, maka jangan harap Indonesia emas 2045 tidak akan dapat tercapai, lebih jauh dari itu ini memberikan contoh Pendidikan politik yang amat-amat buruk bagi generasi muda yang punya kompetensi tetapi tidak punya koneksi.

Salam

Sungai Penuh, 26 Maret 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya.. Sukses selalu

26 Mar
Balas

siap belajar dari pak burhani

27 Mar

siap belajar dari pak burhani

27 Mar

Keren ulasannya

26 Mar
Balas

terima kash buk. siap belajar dari ibu

27 Mar

Luar biasa ulasannya

26 Mar
Balas

siap. terimakasih pak, masih belajar

27 Mar

Sama sama

27 Mar



search

New Post