Yang Tersisa dari Mimpi (Parkir Terlarang)
Ketika melakukan perjalanan dan sampai ke tempat tujuan malam hari, waktu itu untuk masuk ke tempat menginap buat para orang tua yang berkunjung ke sebuah boarding school akan sangat mengganggu bagi orang lain menurutku dan terpaksa tidur di mobil seraya menunggu waktu subuh. Aku hanya menganjurkan parkir di bawah sebuah pohon yang tak jauh dan ada lampu yang sangat terang serta tempatnya nyaman. Ini mimpiku ketika tidur di mobil.
Parkir Terlarang
Kantuk ini sungguh mendera dan cukup untuk segera terlelap. Bismillah. Samar lampu terang diluar masih terlihat olehku. Posisi nyaman di jok belakang cukup menina bobokan dan mengistirahatkan tubuh yang lelah. Tapi suara yang cukup mengganggu terdengar dari luar jendela mobil.
“Stttt,”
Suara itu tak aku hiraukan kemudian lelap terus berlanjut.
“Krrrrrk….,”
Duh suara apalagi sih? Ini sungguh membuatku terjaga. Aku lirik suamiku di jok depan terlihat pulas setelah sebelas jam mengemudi. Kembali aku merajut malam dan memejamkan mata lagi.
“Sttt, pindah,”
Suara itu kembali membangunkanku. Tapi aku sungguh tak berdaya untuk bangun saking lelahnya. Selimut aku tarik lebih menutupi tubuh. Samar terlihat lampu terang cukup menenangkan. Hening dan lelap.
“Pindah…!”
Deg! Suara itu aku merasa seperti menyuruh agar kendaraan kami pindah parkir. Sambil berbaring aku berseru.
“Yah, pindah parkirnya,”
“Hmmm,”
Kembali dengkuran kecil terdengar tanpa menghiraukan seruanku. Aku yang gampang tertidur kembali lagi merajut mimpi yang tak jelas dan mengganggu.
“Sttt, pindah!”
Kali ini suara itu dekat telingaku sampai mataku betul-betul melotot bangun. Tak ada siapapun. Hanya suara jangkrik berduet dengan katak terdengar dari kejauhan. Tapi tak urung juga aku berseru kembali.
“Yah, pindah parkirnya,” saranku dengan suara agak keras.
“Sudah di sini saja,” jawabnya pelan dan kembali mendengkur.
Akupun tak berdaya dengan raga yang terlalu lelah dan lemas. Mata ini kembali terkatup dan menapaki malam. Tapi tak lama kemudian tubuh ini ada yang menarik sampai terjatuh dari kursi mobil.
“Pindah!” suara itu terdengar sangat dekat di telinga. Bulu kudukku merinding.
Kali ini aku benar-benar bangun dengan posisi terjatuh kemudian berusaha duduk dan mengucek-ngucek mata. Hati kecilku berkata memang kami harus pindah parkirnya. Denga sangat terpaksa aku membangunkan suami yang tertidur lelap seraya mengguncang-guncangkan tubuhnya.
“Yah, bangun! Pindah parkir mobilnya,” saranku memaksa.
“Tadi milih parkir di sini, sekarang maksa suruh pindah,” ujarnya.
Mata ini menyapu halaman yang terang oleh lampu. Suami menggerutu sambil menyalakan mobil. Sekedarnya dia mencari tempat parkir yang baru. Kali ini malahan tempat parkir jauh dari lampu dan tentu saja gelap. Tetapi masih di bawah pohon. Beberapa mobil terparkir juga.
Entahlah, kami melanjutkan terlelap kembali. Kali ini benar-benar nyaman tidur tanpa gangguan suara menyuruh kami pindah dan tak ada yang menarik tubuhku sampai terjatuh dari jok mobil sampai suara anak-anak mengaji terdengar dan azan subuh membangunkanku.
Selesai.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Penghuni pohonnya terganggu ya.. Ih serem.. Selalu pinter bikin yang serem serem nih bunda.. Hehe... Semoga sehat selalu
Cerita yang menginspirasi. Luar biasa Ning Susi
Keren banget cerpennya. Sukses selalu untuk Ibu
Cerita seram seperti ikut mengalami. keren, bu susi. lanjut
Waduh ! sampai merinding membaca tulisannya Bunda. Mantap sampai pembaca terbawa suasana
Serem ya neng
Syukur, bisa tidur lelap lagi. Salam literasi, sukses selalu.
Terima kasih Pak. Salam literasi.
Ini mimpi atau kejadian betulan say ikut merinding bacanya
Mimpi, tapi bener kejadiannya.
Wah serem juga kalau betulan kejadiannya.