TERNYATA AKU TAK BERMIMPI

Larimu Tak Sekencang Debar Ku

Berawal dari telpon yang ku terima tanggal 7 Agustus 2016. Pak Fahmi Indra, pengawas mata pelajaran Matematika di rayon II MGMP Kabupaten Inhil menelpon ku. Beliau bertanya apakah aku bersedia untuk mengikuti seleksi OGN di tingkat Propinsi. Seleksi di kabupaten tahun itu tidak ada. Aku dipilih karena juara II kabupaten 2015 yang lalu. Yang juara I sedang mengikuti pendidikan S2. Tanpa pikir dua kali aku mengatakan bersedia. Aku sering mengikuti seleksi OGN untuk mapel matematika. Aku tertantang dengan soal soal matematika yang terasa panas dan pedas

Singkat cerita aku mengikuti seleksi OGN tingkat propinsi Riau 2016. Senang rasanya mendapat kesempatan ikut seleksi OGN Propinsi. Bertemu teman -teman utusan dari 12 kabupaten yang ada di propinsi Riau. Ada seorang peserta yang merupakan finalis OGN tingkat Nasional tahun 2013. “Wah bakalan ngak menang kita ni, saingan kita finalis OGN 2013,” ujarku saat itu. Setelah mendapatkan pembekalan 2 hari, akhirnya pada 25 Agustus 2015 seleksi OGN dimulai dari pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 11.00 WIB. Aku berusaha semaksimal mungkin menjawab setiap butir soal yang ada .

Dari sekian urutan jadwal, maka agenda yang ditunggu-tunggu adalah penutupan acara. Setelah mendapat amplop, saya beserta beberapa teman pergi shooping untuk menghabiskan isi amplop yang sudah kami terima. Sebulan lebih berlalu dari kejadian itu, aku tak pernah menyangka sesuatu yg membuat jantung ku seolah berdebar kencang melebihi kencangnya lari kuda. Bapak pengawas propinsi menelpon dan mengatakan bahwa aku harus mempersiapkan diri untuk mengikuti OGN tingkat Nasional. “Ah bapak ni begurau ujarku seakan tak percaya menjawab telponNya”

Rasa syukur yg tak henti-hentinya kuucapkan. Aku mulai mempersiapkan diri untuk untuk mengikuti OGN tingkat nasional. Dan dari situlah perjalanan panjang bukan mimpi dan berharga mulai kuarungi. Dan pengalamanan ku mengarunginya akan ku ceritakan pada kesempatan lainnya. Tunggu ya ceritaku selanjutnya.