Susmintari Dwi Ratnaningtyas

Karena yang terucap akan mudah lenyap dan yang tertulis akan abadi seperti prasasti....

Selengkapnya
Navigasi Web
25. KACA MATA EMAK

25. KACA MATA EMAK

#Goresan Penaku / H-433

“Ini, Mak,” kataku sambil menyerahkan kaca mata itu kepada Emak. Tangan kananku lalu mengambil alih peran tangan kiri yang tadi sejenak menggantikan memegang tangkai payung ketika aku mengambil kaca mata itu dari saku gamis. “Lana sudah menyerahkan kaca mata ini kepada Salwa. Tapi takdir berkata lain sebelum dia sempat menyerahkannya kepada Emak.”

Kulihat di sisiku Emak kembali terisak. Rasa kehilangan nampak jelas di kedua netranya. “Emak akan menguburnya di sini, Lana. Kaca mata ini memberikan kenangan kurang baik untuk Emak. Dulu, gara-gara ingin membeli kaca mata ini, suami Emak harus berhutang pada keluarga Nak Riko. Hutang yang tak mampu kami bayar hingga akhirnya kami terpaksa menerima kesepakatan tentang perjodohan itu. Salwa yang marah akhirnya pergi dari rumah dan malah bertemu Riko. Lalu terjadilah peristiwa ini. Kaca mata ini biarlah terkubur di sini. Aku tak mau terus menangisi takdir dan menyalahkan diri.”

“Tapi Emak tidak bersalah. Jangan terlalu menyalahkan diri, Mak?”

“Aku membiarkan Salwa meninggal di hadapanku. Gara-gara kaca mata ini, aku harus kehilangan Salwa.”

“Sudah maghrib, Mak. Kita pulang, ya? Ini juga sudah sangat gelap. Baju Emak juga basah, nanti Emak masuk angin. Seandainya Salwa masih bersama kita, dia tentu tak rela melihat Emak berhujan-hujan begini.”

Emak menatapku sejenak lalu melangkah. Mengambil ranting yang terserak lalu digunakan untuk membuat lubang. Kupegang payung dengan tangan kiri. Tangan kananku membantu menggali lubang. Tanah yang baru digali dan air hujan membuat usaha kami tak begitu sulit. Tak begitu dalam, namun bisa membuat kaca mata itu terkubur.

Kami lalu berjalan dalam diam. Melintasi jalan desa yang sunyi ini dengan pikiran masing-masing. Beberapa sapa dan netra menatap Emak dengan iba. Aku merangkul pundak Emak. Kini akulah yang akan menggantikan peran Salwa. Menjaga dan menemani Emak di usianya yang menjelang senja.

Waktu berjalan sesuai ritme kehidupan. Suka dan duka datang silih berganti. Aku menikmatinya dengan riang hati. Kesabaran Emak mengajarkan makna kesahajaan yang luar biasa kepadaku.

“Kamu nanti jadi menjenguk Nak Riko, Lana?”

“Insyaallah jadi, Mak,” jawabku sambil memasang kancing baju jahitan. Kini aku yang meneruskan usaha jahitan Emak. Bekal ilmu dari kursus menjahit yang kuikuti ketika SMP ternyata menemukan manfaatnya sekarang. Alhamdulillah, Allah memang maha baik.

“Semoga penjara mampu menyadarkan Mas Riko ya, Mak. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Alhamdulillah, peristiwa kemarin cukup membuatnya mengerti jika semua yang terjadi merupakan bentuk perhatian Allah kepadanya.”

“Mbak, beli ....” Sebuah teriakan kudengar dari depan.

“Sebentar,” jawabku.

Aku bergegas melangkah. Melayani pembeli dengan baik. Warung sederhana ini ada berkat saran Mas Riko. Kini aku menjaganya dengan baik. Ada tanggung jawab besar yang harus kuemban kini. Menjaga Emak, menguatkan hati Mas Riko agar sabar dan ikhlas menjalani hukumannya dan mendoakan Salwa.

Biarlah waktu terus bergulir membawa siang dan malam secara silih berganti. Mengguyur kenangan buruk dengan kebaikan yang harus terus kami ciptakan. Memberikan kebahagiaan terbaik sekuat harap yang kami sematkan. Kesalahan yang pernah dilakukan biarlah menjadi pembelajaran untuk bisa berbuat dengan lebih baik di masa-masa mendatang. Semoga.

(selesai)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya. Salam literasi

19 Apr
Balas

Cerpen yang keren

19 Apr
Balas

Alhamdulillah bisa baca akhir kisah....Keren ukhti cantik.... barokalloh...

20 Apr
Balas

Keren bun, sehat selalu

19 Apr
Balas



search

New Post