Susmintari Dwi Ratnaningtyas

Karena yang terucap akan mudah lenyap dan yang tertulis akan abadi seperti prasasti....

Selengkapnya
Navigasi Web
HATIKU BAIK-BAIK SAJA

HATIKU BAIK-BAIK SAJA

#Goresan Penaku

#Hari ke-386

Jalan utama menuju kampus sudah mulai ramai. Nabila mengendarai motornya dengan hati-hati. Fokusnya ditambah agar bisa segera mencapai pelataran kampus dengan selamat dan tetap sehat. Seperti pesan yang senantiasa disampaikan orang tuanya yang tinggal di lain kota jika mereka sedang berkabar.

--

Sebuah sepeda motor matic warna hitam mendahului lajunya. Sangat dekat dan cepat hingga membuatnya terkejut dan nyaris oleng ke kiri. Beruntung dia masih bisa menguasai kemudi dan tak sampai terjatuh. Jantungnya berdebar, bukan karena kecelakaan yang hampir dialaminya, tetapi melihat pengendara motor yang baru saja mendahuluinya.

--

“Kamu ndak jadi mudik, Bila?” Seorang pemuda jangkung terlihat gugup saat menyapanya. Nabila tersenyum, tanpa menjawab. Kabar kedekatan kekasihnya dengan gadis jelita itu ternyata bukan gosip belaka. Dia terus melangkah. Mencoba berdamai dengan kecewanya. Hanya netranya yang sakit, bukan hatinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi

03 Mar
Balas

Duh nelangsanya...sadis...hehe...keren ukhti...barokalloh...

04 Mar
Balas



search

New Post