Susmintari Dwi Ratnaningtyas

Karena yang terucap akan mudah lenyap dan yang tertulis akan abadi seperti prasasti....

Selengkapnya
Navigasi Web
JALAN KENANGAN

JALAN KENANGAN

#Goresan Penaku

#Hari ke-387

Hujan masih terus mengguyur kala perjalanan Andari memasuki kampung halamannya. Sebuah kampung sejuk di lereng gunung yang selalu dirindukannya. Kampung yang telah ditinggalkannya selama dua tahun itu sudah banyak berubah. Modernisasi dan industrialisasi telah menyapa keteduhan dan kedamaian kampung asri ini.

--

Sebuah rumah di ujung jalan menyapanya dengan ramah. Cat warna hijaunya mengingatkannya pada almarhum ibunya yang memang penyuka warna itu. Andari menarik napas panjang sebelum mengetuk pintu depan. Seorang lelaki paruh baya menyambutnya. Berjalan tertatih dengan tongkat penyangga di kaki kanannya. Seketika tangis mereka tumpah. Meluruhkan ego yang pernah tercipta di antara mereka berdua.

--

“Maafkan Andari, Ayah?” Lirih dia berkata. Menyadari jika selama ini terlalu menggenggam amarah dengan sangat kuat. Sepanjang jalan kenangan yang tadi dilaluinya, menyadarkannya jika kasih sayang ayah dan ibunya tak akan pernah lekang oleh jarak dan waktu. Meski sepeninggal ibu kandungnya, ayah telah menghadirkan ibu sambung, seorang perempuan sabar yang kini erat memeluknya dengan rangkaian kata maaf tanpa dusta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post