Pentigraf

KURANG PEKA

Hari ke-6: 365

Entah sudah berapa kali Lina harus menjadi penasehat para Janda. Solusinya selalu jitu, kalimatnya super bijak. Markonah mengakui Lina seperti psikolog, pinter layaknya penasehat presiden, hehehe. Padahal dia masih gadis, dan masih muda . Biasanya begitu Lina memberikan solusi kepada teman-temannya itu, mereka akan datang lagi kepada Lina. Mereka datang untuk melaporkan bahwa kiat jitu Lina mujarab. Semua itu membuktikan betapa pekanya perasaan Lina. Berbeda dengan Markonah, yang jauh dari rasa peka.

Maka , terjadilah kisah ini. Malam itu, dengan nada tinggi dan menggebu -gebu, Markonah mengatakan kepada Lina bahwa Ia akan berjuang mati - matian agar tidak menjanda kecuali jika ditinggal mati suami. Meskipun Markonah tahu, ada juga para janda yang tetap bahagia ,bahkan ada yang mengaku hidupnya lebih bahagia justru setelah menjanda. Bagi Markonah, status itu sangat menakutkan.

Kali ini Markonah yang mengingatkan Lina, agar dia sepaham dengannya. Kelak jika sudah menikah jangan sampai menjanda. Sepi, tak ada respon. Akhirnya Mar sadar sudah terlalu panjang berbicara. Tumben, Lina yang diajak bicara pun hanya membisu. Betapa terkesiapnya Markonah, melihat Lina . Dia sedang sesenggukan mengucurkan air mata, deras. Markonah menjadi salting. Adakah yang salah dari semua yang diucapkannya? Markonah pun curiga , perlahan dia minta penjelasan Lina, " Apakah kamu Janda Lina ?" Markonah langsung terkulai lemas saat Lina menganggukkan kepalanya.

6 juni 2020

Susmiyati