MARIMAR SENAM
MARIMAR SENAM
( Tantangan Menulis Gurusiana hari ke- 76)
Hari Sabtu Marimar sibuk. Si bungsu pesan opor ayam. Ayahnya pesan pecel. Jika pecel dan opor dihubungkan , sangat tidak sinkron. Dua menu yang berseberangan.Mumpung libur, Marimar menerima pesanan dua menu yang bermusuhan itu dengan senang hati.
Untungnya semua bahan sudah komplit di kulkas. Ayam ada, sayuran untuk pecel ada, kacang tanah ada, bumbu komplit-plit ada. Sengaja Marimar memenuhi kulkas untuk berjaga - jaga lockdown . Hehe...Marimar bisa dituduh penimbun sembako klo begitu kelakuannya.
Sudah dua minggu lebih anak-anak di rumah. Bapaknya pun ikutan di rumah. Marimar senang tapi lelah. Sebentar -sebentar ada pesanan.
Nih begini kelakuan anak- anak sejak kemarin.
" Mah, ade mau daging ...tapi dibakar sendiri. " katanya sambil memegang pisau gaya chef masa kini.
" Waduh....bisa hancur ini dapur. Sudah tunggu saja, biar mama yang masak."
" Nggak...Ade saja yang masak, "
" Itu pisau jangan diayun -ayun begitu De...mengerikan. "
Pusying kepala Marimar. Baru saja dapur kinclong datang lagi si kakak.
" Boleh nggak Mak, minta bihun goreng."
" Boleh lah...masak sendiri kan ,Kak."
" Ih...kakak mana bisa Ma..."
Marimar tak mungkin menolak, takut dituduh pilih kasih. Begitulah hampir tiap hari Marimar jadi koki. Si Ade maunya masak sendiri. Si Kakak tidak mau masak sendiri. Artinya dua duanya mau enak sendiri...hihi
Hari ini, Marimar ingin segera tuntaskan masaknya. Bumbu opor sudah dialusin dengan blender. Mau ditumis biar wangi, hingga akhirnya ayam siap terhidang. Si bungsu konsekwen dengan permintaannya, dia sangat lahap makan dua piring nasi dan dua paha opor ayam. Puaaas rasa hati Marimar . Masakannya sukes.
Bumbu pecel pun siap diracik. Harum kencur dan bawang putih juga terasi. Sayuran yang sudsh direbus terlihat segar warnanya. Hijau royo-royo setelah direndam air es begitu diangkat dari rebusannya.
Marimar segera mandi. Seketika dia mendengar lagu dangdut yang berjudul Bojo Anyar. Hai- hai...Marimar berubah pikiran. Dia berjoged dulu, itung-itung senam. Maka Marimar pun balik badan dari kamar mandi menuju ruang depan.
Rupanya musik Bojo Anyar itu memang pengiring senam. Si Kakak menyetelnya dari youtobe dilaptop yang terkonek ke layar TV. Tentu saja Marimar ikutin gerakan para pesenam yang energik itu dengan riang gembira, berdua si kakak.
Peluh bercucuran. Marimar lelah. Marimar tepar. Bangun-bangun azan zduhur berkumandang .
"Marimar ...marimar...senam itu harus rutin. Jangan sesekali terus diforsir, teparlah kau."
Sabtu,4 April 2020
Pukul 21.24
Susmiyati
SMP YADIKA 8
JITU
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ceritanya Bun. Walau melayani semua anggota keluarga masih seneng
Alhamdulillah. Trimakasih Bu
banyak pahala...
Aamiin...trimakasih pak