MARKONAH GO PUBLIC
Pentigraf
MAARKONAH GO PUBLIC
#Hari ke-9:365
Hari itu Markonah bagai artis ibu kota. Kemanapun dia pergi semua orang yang dijumpainya langsung menyapa Markonah. Mereka menyapa dengan menyebutkan namanya. Pergi ke kolam renang, waktu usai beli tiket, mbak penjaga loket, mengucapkan " Trimakasih Ibu Markonah." Tentu Markonah kaget. Si Mbak kok tahu nama Markonah. Pulang dari kolam renang, Markonah mampir ke mini market. Mbak kasir di mini market menyebut nama Markonah dengan sebutan lengkap dan tepat. " Maaf Ibu Markonah, uang kembalinya dua ratus rupiah didonasikan saja ya Bu. " kata mbak kasir , bikin Markonah salting. Markonah sampai tak habis pikir, kenapa si abang bakso pun menyebut namanya dengan tepat. Hingga Mas Penjaga Pom Bensin tidak salah sebut namanya. Aneh, sungguh-sungguh aneh.
Andai Markonah tidak sendirian, dia bisa langsung ungkapkan rasa bangganya dikenal banyak orang. Jejingkrakan karena senang. Tapi Markonah sendirian, pada siapa dia berbagi suka rianya. Pikirannya terus dipaksa untuk menjawab teka-teki ini. Dari mana orang -orang yang tidak dia kenal itu tahu nama Makonah. Markonah merasa baru beberapa kali ke kolam renang, itu pun hanya mengantar si bungsu. Ke mini market yang tadi ia singgahi juga baru beberapa kali, itu pun jika kebetulan lewat. Abang bakso dekat kolam renang malah baru sekali itu ketemu . Mas pom bensin lebih sering bertemu, tapi mengapa baru kali ini dia sebut nama Markonah? Atau jangan -jangan Markonah masuk televisi ? koran ? majalah ? atau bahkan sosoknya sedang viral di sosmed ? Heeeem makin mengherankan.
Begitu sampai di rumah, Markonah bergegas ke kamar. Ia ingin tahu wajahnya seperti apa , kok banyak orang yang mengenalinya . Cantikkah dia hari ini, atau sebaliknya. Lampu kamar yang dimatikan segera ia nyalakan. Semua yang dikenakannya tak sempat ia buka. Dia sangat buru - buru, tak sempat membuka masker, jaket, kaos tangan, juga topi. Ia ingin segera bercermin. Cermin sudah dihadapannya. Ia tercenung sesaat. Dalam hitungan detik, Markonah tertawa terpingkal - pingkal. Air matanya bercucuran bukan karena menangis tetapi karena tertawanya yang tak bisa direm. Topi itu...ya topi ....topi yang dikenakan itu, tertulis namanya tepat di depan. Topi hitam hadiah ulang tahun dari siswanya. Topi hitam itu dibordir dengan benang merah , " MARKONAH".
09Juni 2020
Susmiyati
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan bagus sangat menarik
Trimakasih Bu
Keren...tulisan yang menginpirasi, semoga konsisten terus menulis
Aamiin.terimakasih
Mantul Bu..jadi kepingin buat topi seperti markonah..
Hehe...biar terkenal Bu. Trimakasih
Hahaha... Ada-ada sih, Markonah. Bikin orang ngakak. Sukses, bunda. Cerita Markonah selalu keren!
Alhamdulillah. Aamiin.maturnuwun bu
Keren ceritanya buk
Maturnuwun bu
Maturnuwun bu
Maturnuwun bu
Maturnuwun bu