MARKONAH PANIK
MARKONAH PANIK
#Tantangan Menulis 365 hari Gurusiana. Hari ke- 105
Hal yang Markonah takutkan, terjadilah. Takut ke klinik atau ke RS untuk berobat, di saat pandemi corona. Baik dia yang berobat maupun anggota keluarganya. Hari ini hal yang Markonah takutkan tak bisa Ia hindari. Si bungsu sakit.
Sejak makan sahur tadi pagi , Si Bungsu sudah banyak keluhan.
" Ma...mata ade panas, kepala ade pusing, mual juga rasanya perut Ade. "
Deg. Keluhan Si Bungsu, langsung membuat Markonah gemetar. Panik.
" Ya Allah, Ade sakit ? " Tanya Markonah sambil meraba kening Si Bungsu dengan seksama.
Markonah cemas. Namun dia diam. Semakin diungkapkan rasa cemasnya, dia sendiri yang makin panik.
Usai makan sahur yang menyisakan lauk dan nasi, Si Bungsu, mengeluh sakit perut. Budenya mengantarnya ke toilet.
Markonah makin curiga, diukurlah suhu Sibungsu dengan termometer yang selalu ada di rumah. Hasilnya 38, 5 .
Segera obat penurun panas diminumkan untuk Si Bungsu. Membayangkan klinik, dan rumah sakit, di saat pandemi virus corona ini, membuat Markonah makin tak berdaya. Air mata langsung menggenangi pelupuk matanya, dan jatuh tak tertahankan.
Markonah ingat betul menu buka puasa yang disantap Si Bungsu. Tomyam. Sudah lebih dari seminggu Tomyam tersebut tersimpan di lemari es. Hampir terlupakan. Nah Si Bungsu iseng buka-buka lemari es, maka terlihatlah olehnya makanan tersebut.
Mestinya Markonah tidak ijinkan makanan itu dimakan Si Bungsu,andai dia cermat sebagai Ibu. Ternyata Markonah teledor.
Sepanjang siang tadi, saat di klinik terdekat dari rumah, Markonah mengutuki dirinya. Entah berapa puluh kali, Markonah minta maaf kepads Si Bungsu. Sedikit berkuranglah rasa bersalah Markonah, karena Si Bungsu sangat memahami perasaannya.
" Ma, Ade yang salah kok, bukan Mama, kan Ade yang minta makan Tomyam. Kita sama- sama lupa tidak periksa kedaluarsanya. " katanya tulus.
" Ma, mungkin karena Ade banyak dosa, jadi Allah kasih Ade sakit. Kan Allah ampuni dosa kita dengan memberi sakit, " kata Si Bungsu .
Kata-kata itu makin membuat Markonah mellow, air matanya makin deras mengucur.
Dipeluknya Si Bungsu, sambil mengajaknya berdoa.
Allahumma 'aa finiifii badanii, Alllahumma 'aa finiifii sam'ii , Allahumma 'aa finiifii basori laa ilahaa illaa anta." Aamiin.
" Anak Ghian....!
" Ma, dokter panggil kita , masuk.yuuuk, " ajak Si Bungsu.
Hingga Markonah tulis cerita ini, kondisi suhu Si Bungsu masih diangka 38, namun dia tetap ceria, masih bisa menyanyi dan bercanda. Itulah yang membuat Markonah tenang. Alhamdulillah.
"Tidur yo ngger, malam sudah tua, suluk jangkrik tak lagi bermakna.
Angger anakku....
tak lelo...,lelo...lelo...ledung..."
Minggu, 3 Mei 2020
Pukul 20.45
Susmiyati
SMP YADIKA 8
JITU.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ghian...sehat selalu ya. Mama Markonah yang rajin buat Snack sendiri saja. Salam sehat Bu.
Aamiin. Betul nih markonah malas ..gk bisa masak hehe. Trim bu nurul