MENUMBUHKAN KEBERANIAN SISWA UNTUK BERTANYA

(# Tantangan Menulis Gurusiana hari ke-51)

Kita pernah menjadi siswa. Harusnya kita tahu problema menjadi siswa. Ketika kita sedang mengajar, seharusnya sesekali kita memposisikan diri sebagai siswa. Mengingat kembali apa yang kita rasakan,apa yang melintas - lintas dalam pikiran saat kita masih menjadi siswa.

Mungkin kita sering ingin bertanya, menanyakan sesuatu kepada guru. Sesuatu yang belum kita pahami, namun perasaan takut ,malu,dan kawatir lebih besar dari pada rasa keingintahuan kita. Mengapa begitu ?

Karena bukan tidak mungkin, pertanyaan kita diabaikan. Bukan tidak mungkin pertanyaan kita justru menimbulkan ejekan teman, lalu mereka mentertawakan, bahkan yang lebih menakutksn menimbulkan kemarahan guru. Terlintas juga di benak kita ,jangan- jangan dengan pertanyaan kita itu, justru mereka akan menganggap kita bodoh.

Jika kita sudah bisa memposisikan diri kita sebagai siswa, Insya Allah, kita akan menjadi guru yang menghargai pertanyaan siswa. Kita akan menjadi guru yang mampu memotivasi siswa untuk banyak bertanya. Kita akan menjadi guru yang bisa menumbuhkan penasaran siswa terhadap materi yang kita ulas di saat itu.

Lalu apa yang terjadi andai itu terujud ? Yang terjadi adalah kelas menghangat. Kelas riuh dalam diskusi. Kelas menjadi hidup. Kelas mampu memberikan banyak ruang bagi siswa menemukan hal baru.

Mari kita bayangkan, jika siswa antusias bertanya. Akan tampak betapa bergairahnya para siswa dalam pembelajaran. Mereka berebut untuk mendapatkan kesempatan bertanya. Mereka berebut untuk mendapatkan kesempatan menjawab. Sungguh Fantastis.

Lantas apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan kelas fantastis eperti itu ?

Mungkin ini bisa menjadi jawaban.

1. Jangan pernah menganggap guru itu paling pintar di kelas,sedangkan siswa masih belum tahu apapun.

2. Sampaikan di awal pembelajar

an, setelah menyampaikan tujuan, setelah berkomitmen untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar, dengan baik, selanjutnya beritahukan juga bahwa kita akan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya, atau berdiskusi.

3. Pancinglah siswa dengan rayuan yang menimbulkan rasa penasaran , keingintahuan dan keberanian untuk bertanya.

Contoh.

Ibu yakin kalian punya cita- cita. Ibu juga punya cita- cita. Cita- cita Ibu sangat erat hubungannya dengan materi pembelajaran hari ini.

Cukup kalimat kita sampai di situ. Biarkan siswa penasaran untuk memancing pertanyaan. Pertanyaan yang sangat mungkin terjadi :

A. Bu, apa cita- cita Ibu?

B. Cita- cita Ibu kok bisa sesuai materi pelajaran hari ini, memangnya cita-cita Ibu apa?

C. Bu, apakah kita harus punya cita-cita?

Dan sebagainya.

Awalnya pertanyaan belumq menyentuh kepada materi pembelajaran. Maka langkah selanjutnya, kita pikirkan agar pertanyaan siswa mengarah pada kedalaman materi.

Misalnya:

Oke, kita sudah banyak membahas cita- cita kita yang terkait dengan materi pembelajaran kita hari ini.

Sekarang Ibu ingin kalian bertanya hal-hal yang ingin kalian ketahui lebih banyak tentang materi kita.

Anak hebat adalah anak pemberani. Anak cerdas berani bertanya.

Mungkin hari itu siswa yang bertanya belum sesuai harapan. Tapi percayalah jika hal ini terus berulang kita lakukan, tunggu dengan sabar, kelas akan berubah sangat fantastis. Siap -siap saja kita bingung meladeni pertanyaan siswa yang bertubi- tubi.

Coba buktikan.

Jangan lupa berikan pujian bagi siswa yang berani bertanya.

Senin, 9 Maret 2020

Pukul 12.45

Susmiyati

SMP YADIKA 8

JITU