NGEBOLANG KE PERPUSTAKAAN NASIONAL
NGEBOLANG KE PERPUSTAKAAN NASIONAL
(# Tantangan Menulis Gurusiana hari ke-17 )
Pagi tadi kutemukan binar mata para siswa. Kudapati senyuman manis mereka, dan kudengar candaan keceriaan, menguatkan semangat yang makin menguat. Kata salamnya hangat, intinya mereka terlihat sangat memikat.
Ada apakah gerangan?
Wow wow wow.... Heboh, padahal hanya 40 orang siswa saja. Kehebohan yang bikin iri siswa yang lain. Siswa yang belum mendapatkan kesempatan untuk pergi . Siswa yang belum terjadwal di hari ini pergi, mereka hanya bisa mengintip dari balik jendela kelasnya. Sedangkan siswa yang mau pergi sibuk foto-foto selfi di halaman sekolah, tak henti henti. Heeeem merdeka. Siswaku merdeka sekali.
Mau kemana mereka kok antusiasnya setinggi langit?
Kunjungan ke Perpustakaan Nasional adalah salah satu target kegiatan literasi sekolah yang harus dilaksanakan. Pastinya banyak hal yang bisa mereka lihat, amati, dan pelajari di sana. Agar tidak seperti katak dalam tempurung, menganggap perpustakaan itu hanya berisi buku-buku bacaan semata.
Begitu rencana ini ditawarkan, hampir semua siswa mendaftar ikut. Karena kepergian para siswa itu ngebolang ya semacam backpakerlah, maka jumlah siswa harus dibatasi jumlahnya. Demi keamanan mereka di perjalanan.
Hari pertama dijadwalkan hari Selasa, tanggal 4 Februari 2020. Kelas tujuh pergi sebanyak 40 siswa dengan tiga orang guru pendamping. Mereka harus membawa uang yang cukup untuk ongkos pulang dan pergi. Selain ongkos, mereka juga harus membawa bekal makanan dan alat ibadah sholat. Lalu seberapa banyak ongkos persiswa yang harus disiapkan?
Jawabnya enam belas ribu rupiah sudah pulang pergi, hehe... Ongkosnya murah, yang didapat berkah.
Satu kali mendayung dua tiga pulau terlampaui, kira-kira begitulah akhirnya. Satu kegiatan mendapatkan banyak manfaat. Lantas apa saja manfaatnya ? Mari kita simak ya...
Dari sekolah naik omprengan, menuju stasiun Bekasi. Perjalanan dilanjutkan dengan KRL,turun di stasiun Juanda. Dari Juanda nyambung naik bus Trans Jakarta, turun langsung di depan perpustakaannya. Benar- benar perjalanan yang efektif dan efisien. Jadi apa yang siswa dapatkan?
Tentunya pengalaman yang sangat berharga yaitu kemandirian. Mampu menjaga diri, sabar antri, dan bisa menjaga barang bawaan, ujungnya bertanggungjawab. Poin pertama pembentukan karakter sudah didapatkan.
Begitu sampai di Perpustakaan Nasional, mereka belajar lebih banyak lagi. Pertama melihat, lanjut mengamati, menyimak petugas perpus berbagi informasi penting, akhirnya siswa makin cinta dengan kegiatan literasi. Mereka mencari buku, melihat, dan dibaca. Tidak selesai di sana mereka pun menulis laporan perjalanan, ya... Bisa disebut reportase .
Siswa yang merdeka adalah siswa yang belajar dalam suasana happy dan antusias. Ternyata mereka happy, mereka antusias. Akan mereka catat dalam memori indahnya berpetualang sambil belajar tentang lingkungan, tentang perjuangan, tentang tanggungjawab dan tentang peradaban sebagai bekal esok hari. Esok yang akan mereka jelang, harus lebih baik dan semakin baik.
Terimakasih guru pendamping, lelahmu akan jadi saksi, hebatnya generasi siswa kita. Aamiin.
Selasa, 4 februari 2020
Pukul 21.27 wib
Susmiyati
SMP yadika 8
Jitu : Jujur, Inovatif, Taqwa, Unggul.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Buah mangga buah kedondongIkut ngebolang ke perpusnan dong
Perpusnas maksudnya
Monggo... Ikut tut tut.. Naik kereta
Betul bu... Anak anak riang. Semangat
Asyiik sekali bu...