PERJALANAN UMRAH PART 9 JABAL RAHMAH

(Tantangan Menulis Gurusiana hari ke-27 )

Hari terus berganti, waktu demi waktu berlalu, makin sempitlah hariku di tanah suci. Rutinitas ibadah di masjid terus kami jalani, walau sesekali kami terkantuk -kantuk menunggu waktu sholat berjamaah tiba. Banyak caraku untuk mengusir kantuk, salah satunya, diam-diam memfoto seseorang, atau membuat vidio atau mengklarifikasi informasi tentang ibadah yang belum kupahami dengan ustad atau saudaraku di sini.

Hari ini, sudah hari Minggu, agenda dari Sari Ramada adalah jalan-jalan sekaligus umrah yang ke dua . Umrah yang kedua ini akan mengambil miqat di Masjid Al Jironah. Maka pagi ini kami mandi junub lagi, mempersiapkan diri serta berbusana yang sesuai agar umrah benar-benar terlaksana dengan baik.

Jamaah laki-laki mengemas kain ikromnya untuk dipakai lagi dari tempat kami miqot yang kedua. Hari itu benar-benar sedikit repot, namun masing- masing sangat bahagia dan antusias. Meski kakiku yang pegal sejak tawaf sunah itu belum lenyap seutuhnya, aku tetap semangat. Tak henti- hentinya aku berdoa mohon dikuatkan dan dilancarkan urusanku hari ini.

Bus mengantar kami ke Jabal Rahmah, setelah melewati beberapa tempat bersejarah lainnya. Rasa kantuk yang tak dapat kutahan sempat menidurkanku di sepanjang jalan tadi, hingga tak tahu lagi apa saja yang sudah terlewati, sebelum sampai ke Jabal Rahma. Suara ustad yang lembut, mengisahkan banyak hal, sepanjang perjalanan, kadang tersimak dengan baik, kadang lenyap ditelan kantuk yang melanda dan melenakan. Sayup-sayup di saat mata ini terbuka, aku bisa menyimak penjelasan ustad tetang Jabal Rahmah.

Jabal Rahmah, merupakan bukit kecil di tengah padang Arafah yang selalu menyita perhatian sebagian jemaah, baik jamaah haji maupun jamaah umrah. Jabal Rahmah diyakini sebagai tempat pertemuan pertama kali Nabi Adam dan Siti Hawa setelah terpisah ratusan tahun di dunia. Jabal Rahmah yang berupa bukit kecil setinggi kurang lebih 70 meter, memudahkan keduanya bertemu karena tampak menjulang di tengah padang Arafah.

Jabal Rahmah disebut juga Bukit Kasih Sayang, karena mengisahkan pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah 300 tahun terpisah.

Letak Jabal Rahmah berada di selatan Padang Arafah, tempat jamaah haji berwukuf tanggal 9 Dzulhijah.Jabal dalam bahasa Arab berarti gunung atau bukit. Sedangkan, rahmah berarti kasih sayang. Bukit ini juga disebut bukit kasih sayang karena rasa kasih, sayang, dan cinta telah mempertemukan Adam dan Hawa dalam kerinduan yang sangat panjang.

Setelah puas berfoto di Jabal Rahmah, kami kembali meneruskan perjalanan, saat melewati Muzdalifah, kami bisa menyaksikan tenda -tenda yang tertata rapi di sepanjang jalan. Kami tidak singgah, hanya diberi kesempatan untuk bertanya dan minyimak perihal. Muzdalifah tersebut. Muzdalifah adalah daerah terbuka diantara Mekah dan Mina sebagai tempat singgah jamaah haji dan bermalam setelah bertolak dari Arafah.

Jamaah haji yang sudah

melaksanakan wukuf di Arafah, akan menuju Muzdalifah pada saat telah terbenamnya matahari atau waktu Maghrib. Di Muzdalifah jamaah haji bermalam di sana hingga waktu fajar. Di Muzdalifah jamaah haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah.

Bermalam di Muzdalifah hukumnya wajib dalam haji. Maka siapa saja yang meninggalkannya diharuskan untuk membayar dam. Dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW, bermalam hingga memasuki waktu salat subuh.

Akhirnya banyak hal yang kuketahui setelah perjalanan hari ini.

Jumat, 14 Feb 2020

Pukul 19.50

Susmiyati

SMP Yadika 8

Jitu : Jujur, Inovatif, Taqwa, Unggul