Ternyata Nepotisme itu Asyik
Siapa sih di dunia ini yang berharap mendapat kesulitan bukan kemudahan. Manusiawi sekali, seseorang menginginkan kemudahan dalam hidupnya. Bahkan Allah SWT menjanjikan dalam al- Inshirah ayat 5 dan 6, diulang dua kali. “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Kemudahan-kemudahan hidup ternyata dapat ditemukan melalui nepotisme.
Nepotisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memilik tiga pengertian. Nepotisme adalah: (1) perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat; (2) kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah; (3) tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan: proses perekrutan pegawai yang transparan dapat menghindari praktik -- di lingkungan pemerintahan pusat dan daerah.
Sebenarnya nepotisme yang saya nikmati hampir tidak ada yang sama dengan pengertian KBBI. Hanya saja saya mencoba menghubungkannya agar Anda mudah memahaminya. Selepas membaca tulisan ini sampai tuntas maka Anda akan paham dengan apa yang saya maksud nepotisme versi saya. Ya versi saya, bukan versi Puan Maharani yang menjadi Menteri.
Kemudahan yang saya peroleh dan saya baru merasakannya, ternyata memang berbeda dengan kebanyakan. Inipun tidak berdasar kesengajaan, yakni dari rumah sudah berharap kemudahan. Sama sekali tidak. Ketika saya mencari Surat Keterangan Catatan Kepolisian (disingkatSKCK), sebelumnya dikenal sebagai Surat Keterangan Kelakuan Baik (disingkat SKKB). SKCK merupakan surat keterangan yang diterbitkan oleh Polri yang berisikan catatan kejahatan seseorang.
Saya berangkat ke Kantor Kepolisian Resor mengikuti prosedur yang ada, yakni mendaftarkan diri. Selanjutnya mengisi borang dan melampirkan persyaratan yang dibutuhkan. Tibalah saya pada loket untuk verifikasi. Ternyata, yang berwenang seseorang yang kenal dengan saya sebelumnya. Perkenalan inipun belum berjalan lama bahkan baru bertemu satu hari. Tetapi, beliau langsung dengan sigap mendahulukan urusan saya supaya cepat selesai. Jika para pencari SKCK yang lain harus kembali keesokan harinya, hal ini tidak berlaku padaku. Cukup duduk manis, dan SKCK sudah saya terima ditambah salinan yang sudah telegalisir. Tidak ada hubungan kerabat kan.
Kenikmatan bukan sekadar kemudahan, yakni kesempatan mengikuti pelatihan. Dengan rekomendasi seorang teman waktu kuliah S-2, saya dapat mengikuti sebuah pelatihan. Tentu saja temanku sudah mengetahui kualitasku (sebearnya biasa-biasa saja sih kualitasku). Tanpa rekomendasi itu, saya percaya tidak mungkin saya dapat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Inilah indahnya nepotisme.
Oleh karena itu, Rasulullah menganjurkan untuk memperbanyak silaturahmi, diantara manfaatnya adalah mendapat kemudahan seperti saya. “Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR Bukhori dan Muslim).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar