sutini sarwono

Guru SDN LIMPUNG 03, Kabupaten Batang, Jawa Tengah Hanya ingin melakukan apa saja yang baik dan benar....

Selengkapnya
Navigasi Web
BERJALAN DI LAMPU TEMARAM
https://www.google.com/search?q=gambar+tangga+darurat&safe=strict&sxsrf=

BERJALAN DI LAMPU TEMARAM

Berjalan di Lampu Temaram

Tantangan Hari ke - 17

#TantanganGurusiana

Hotel atau penginapan adalah tempat transit dari satu waktu sholat ke waktu sholat berikutnya. Jika hari ini berangkat sebelum subuh maka aku hanya melaksanakan sholat wajib subuh saja. Selepas duha kembali ke hotel. Pergi ke Masjidil Haram lagi menjelang asar sampai waktu isa. Besok paginya mungkin berangkat menjelang zuhur sampai waktu magrib. Lusa berangkat habis asar. Begitu berganti- ganti setiap hari. Tujuannya agar bisa merasakan subuh, zuhur, asar, magrib, dan isa di Masjidil Haram. Dalam sehari sedikitnya dua sampai tiga waktu sholat berada di Masjidil Haram. Jeda waktu yang ada, sholat berjamaah di penginapan.

Dari hari ke hari Hotel Jarwal Mawasim makin penuh jamaah. Setiap hari bertambah penghuni sesuai jadwal kedatangan kloter dari embarkasi.

Hari ini Pray Room ( tempat bagi jamaah untuk sholat) penuh jamaah. Ratusan pasang alas kaki kembali berderet di depan pintu. Antrian di depan lift pun kembali terjadi. Tak sabar menunggu antrian, beberapa jamaah memilih memanfaatkan tangga darurat. Hanya sebagian kecil saja. Aku salah satu diantaranya.

Karena kamarku terletak di lantai 3, maka aku harus melewati beberapa anak tangga. Jika turun ke Pray Room tidak terlalu melelahkan, namun untuk naik ke lantai 3 menuju kamar, benar - benar butuh tenaga ekstra. Dari Pray Room, naik ke Service Room, ke satu ruang lagi aku tak ingat betul itu ruang apa, Restaurant, Lantai 1, Lantai 2, barulah sampai ke lantai 3. Sebanyak enam lantai harus aku capai. Masing - masing lantai terdiri dua anak tangga. Jadi aku harus menaiki 12 anak tangga. Hufft...melelahkan. Namun bagiku ini lebih baik daripada harus mengantri hampir setengah jam lamanya untuk sampai ke lantai 3.

Beberapa kali aku memanfaatkan tangga darurat itu. Beruntung jika kebetulan ada yang bersamaan menggunakan. Jika tidak? Ada rasa deg - degan juga. Lorong tangga darurat itu hanya diterangi lampu yang tidak terlalu terang. Kadang aku harus menaiki sendiri anak tangga itu. Dari Pray Room mungkin ada teman, tapi mereka hanya berhenti di lantai 1 atau 2. Sedikit khawatir juga, apalagi jamaah perempuan memang tidak boleh sendirian. Setengah berlari aku menaiki semua anak tangga itu.

Alhamdulillah sampai. Lututpun lemas dan gemetar. Rasa hauspun tak tertahankan. Lewat anak tangga itu membuatku lebih menghemat waktu, hitung - hitung olahraga. Sementara teman sekamar masih menunggu giliran di depan lift, aku sudah bisa masuk kamar. Jera? Tidak juga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Barakallah fiik...terima kasih atas sharing ilmunya yang sangat bermanfaat

02 Feb
Balas

Yayuk Kaniyah meniru dirimu

03 Feb

MasamaSaya pemula jugaSEMANGAT

02 Feb
Balas

Terimakasih sudah berbagi, kisahnya bagus bundaSalam kenal yaa dari saya, masih belajar menulis jugaMampir di coretan saya ya bundahttps://thedinarachannel.gurusiana.id/article/2020/2/02022020167800Kasih kritik saran untuk perbaikan saya ke depannyaTerimakasih yaa

02 Feb
Balas



search

New Post