sutini sarwono

Guru SDN LIMPUNG 03, Kabupaten Batang, Jawa Tengah Hanya ingin melakukan apa saja yang baik dan benar....

Selengkapnya
Navigasi Web
SANDAL LEBARAN

SANDAL LEBARAN

SANDAL LEBARAN

Tiba - tiba anak perempuanku merajuk. Memelukku yang sedang berbaring.

“ Bun, aku dibelikke sandal atau sepatu," rengekya manja.

Akupun menjawab,

"De mau beli sandal sepatu di mana?"

"Kalau ga ada corona, pasti sudah Bunda belikan. Biasanya juga waktu - waktu begini . Bunda sudah keliling toko, buat nyari keperluan Adek. Tapi sekarang ga bisa, ga nyaman."

Aku melanjutkan jawaban panjang lebar.

"Lha aku kan belum punya Bun buat lebaran"

Ia pun kembali merajuk. Tetapi kali ini air sudah menggantung di sudut matanya.

Aku kembali menjelaskan denga hati - hati.

"De, mungkin lebaran ini kita ga bisa mudik. Meskipun ga mudik kita juga belum tentu bisa silaturahmi ke mana - mana. Semua orang di rumah. Sholat Id juga mungkin kita ga bisa ke luar rumah."

"Yang penting Adek sehat, besok kalau sudah tudak ada corona, bisa ke mana saja”, sahut ayahnya.

Tiba - tiba ayahnya muncul dan ikut obrolan kami.

Aku berusaha memberi pengertian padanya.

"Betul kata Ayah, yang penting Adek sehat, Ayah Bunda sehat, Embak sehat. Tetangga, saudara, kerabat, teman, satu RT, satu kampung sehat semua. Semoga semua selamat. Adek lihat itu berita - berita pasien corona. Kasian kan. Sakit ga di antar saudara. Di Rumah Sakit ga ditemeni. Ga dijenguk tetangga, saudara. Beda waktu Adik sakit DB kemarin. Ayah Bunda bisa nungguin. Bu Dokter, suster bisa bebas memeriksa dan merawat."

"Lha coronanya kapan habisnya Bun. Lha kapan bisa sekolah. Keluar, pergi - pergi. Aku kan bosen di rumah terus." Tangisnyapun pecah, meski berusaha ditahannya.

"Nanti, kalau sudah tidak ditemukan lagi pasien corona. Kalau jumlah orang yang terjangkit COVID-19 sudah tidak bertambah. Sudah menurun. Pasien - pasien sudah sembuh. Nah, berarti coronanya sudah mulai hilang", jawabku meyakinkan.

Anak bungsuku sudah berusia 13 tahun. Namun disaat begini ia kembali seperti kanak - kanak lagi. Sebenarnya bisa saja aku belikan via online. Tetapi aku ragu melakukannya. Pertama menghindari kontak dengan barang - barang dari luar kota. Membayangkan proses pengirimannya, aku aga khawatir juga. Walaupun mungkin itu agak berlebihan. Ke- dua tidak mudah menemukan ukuran sepatunya. Kalau barang lokal, atau di toko dan pasar tradisional ukuran 40 sudah mentok paling besar. Padahal ukuran buatnya bisa 41. Kecuali barang bermerk atau yang biasa dijual di mal dan supermarket. Ukuran 40 bisa masuk ke kakinya. Jika tak mencoba langsung resikonya sudah kebeli tapi tidak bisa dipakai. Namun dalam keadaan begini, aku lebih memilih menghindari kerumunan.

Namun diam - diam aku sudah pesan sandal/ sepatu baru untuknya. Semoga saja ukurannya bisa masuk. Model nomor dua. Meski tak mahal - mahal amat, yang penting lebaran bisa punya sandal baru. Namanya juga anak. Yang tua mengalah dulu. Semoga pandemi segera berlalu.

Tantangan ke- 54

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, jadi pingin sandal baru Mbak

20 Apr
Balas

Nomernya luar biasa ya.Besar2 ukuran anak sekarang

21 Apr
Balas

Asyik dah ada tabungan sandal baru untuk buah hatinya, salam kenal

20 Apr
Balas

Habis sandal terus bajunya dong mi rengekku

20 Apr
Balas

Habis sandal terus bajunya dong mi rengekku

20 Apr
Balas

Aduh pun siap sandal ya ndukMau jln kmn ? Hehee ada corona ditutup

20 Apr
Balas



search

New Post