sutini sarwono

Guru SDN LIMPUNG 03, Kabupaten Batang, Jawa Tengah Hanya ingin melakukan apa saja yang baik dan benar....

Selengkapnya
Navigasi Web
SYAMSUL
https://www.google.com/search?q=gambar+sampah&safe=strict&sxsrf=

SYAMSUL

SYAMSUL

Syamsul, begitu orang - orang memanggilnya. Aku tak tahu pasti, itu nama sebenarnya, atau sekedar memudahkan memanggilnya saja. Aku juga belum pernah melihat KTP aslinya.

Pagi ini Syamsul terlihat ceria. Biasanya ia berjalan cuek tanpa suara. Iapun tak pernah mempedulikan sekitarnya.

Senyumnya sumringah. Suaranya terdengar cukup lantang. Sudah terdengar dari jarak lebih dari 100 meter.

Syamsul selalu membawa dua atau tiga bungkusan plastik di pundaknya. Entah apa isinya. Tak jarang asap rokok mengepul dari mulutnya. Badannya kekar, kulitnya terlihat gelap mengkilap. Hampir seluruh bagian tubuhnya terlihat. Kecuali auratnya yang tertutup cukup rapat.

Bajunya terlihat lusuh. Lebih lusuh dari kain pel yang dipakai kebanyakan orang. Rambutnya gembel. Mungkin lebih dari 365 hari ia tak mandi.

Jika lewat depan rumah, sering ia “mampir”. Berhenti di garasi. Kebetulan ada kran air di situ. Beberapa kali aku memergoki. Syamsul mengeluarkan botol bekas air mineral. Ia tampung air dari kran. Pernah aku mengabadikan moment itu dengan kamera. Tapi berkali - kali aku hapus lagi.

Aku lebih memilih menghindar jika kebetulan berpapasan. Ia selalu berjalan dengan kaki telanjang. Rambutnya ia tutupi dengan sehelai kain. Hingga menyerupai penutup kepala para raja. Bau tubuhnya khas. Itulah alasan mengapa aku menghindar.

Dalam keadaan darurat corona begini, mungkin Syamsul tak perlu khawatir. Karena ia selalu terjaga dari kerumunan massa. Jelas saja. Orang - orang spontan menjaga jarak darinya.

Aku sering bertanya dalam hati. Bagaimana ia bisa bertahan hidup. Dengan hanya mengandalkan makanan sisa dari tong - tong sampah yang dikoreknya. Jika pagi ada ibu - ibu yang ngomel di RT kami. Syamsul bisa jadi penyebabnya. Tong - tong sampah itu tumpah. Ia bisa membuatnya porak poranda. Lebih berantakan dari cekeran kaki ayam, yang mengais makanan.

Ia juga tak pernah terlihat sakit. Bahkan sakit kulit sekalipun. Meskipun hitam legam, namun ia terbebas dari jenis penyakit kulit apapun. Aneh bukan?

Lalu apakah sosok syamsul juga akan kebal corona? Mungkin saja.

Pagi itu aku sedang menyapu halaman. Dari jarak tak terlalu jauh kulihat Syamsul berjalan ke arahku. Aku memilih berbalik badan sambil membungkuk meneruskan aksi menyapu halaman.

Beberapa detik berlalu. Kutunggu - tunggu, Syamsul tak muncul. Kuberanikan diri mencari. Melihat ke arah dia datang. Ternyata dia menghilang. Dalam hati aku tertawa (atau kecewa???). Bukankah aku yang seharusnya menghindar? Mungkin saja Syamsul mengerti saat begini ia harus menghindari. Apakah ia sedang melakukan Social Distancing ?

Entahlah

Tantangan Hari Ke – 25

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Haha ibu kehilangan samsulENak dibaca tulisannya bu. ..sukses selalu Semoga Allah selalu menjaga keluarga kita dati segala penyakit, sihir dan fitnah

20 Mar
Balas

Aamiin Ya AllahTerus terang aku tersinggung, mengapa ia menjauhiku Ha ha

20 Mar

Alloh Maha Adil, buktinya orang-orang seperti Syamsul daya imunnya mantul.Maa Syaa Alloh sisi lain yang Keren menewen dari Corona.Mantap Bun, salam kenal dari kota TasikBarokallohu

20 Mar
Balas

Trimakasih Yiyis Siti B, salam kenal balik ya

21 Mar

Bukan aku ya buk.hihiAku ilham,bukan samsul

20 Mar
Balas

He he

20 Mar



search

New Post