Sutriasih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
REGIATRASI??? SIAPA TAKUT!!!

REGIATRASI??? SIAPA TAKUT!!!

“Jangan registrasi ulang sim card anda. Data-data anda bisa disalahgunakan oleh oknum yang ridak bertanggungjawab. Registrasi ulang sim card adalah pembodohan masal terhadap rakyat”

Kalimat diatas merupakan contoh tanggapan terhadap beredarnya berita terkait registrasi ulang kartu pra bayar. Banyak isu yang beredar di masyarakat terkait hal ini. Tentu saja hal ini menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Banyak kalangan yang menyayangkan jika ini menjadi ketetapan pemerintah mengapa pemerintah tidak melakukan sosialisasi melalui media-media berskala nasional. Mengapa hanya viral lewat sosmed. Sosmed memang efektif menyebarkan berita. Akan tetapi tingkat keakuratan data masih sangat harus di pertimbangkan. Hal ini tentu tidak lepas dari mereka-mereka yang suka dengan mudah menyebar berita tanpa konfirmasi kebenaran berita tersebut.

Disini saya memahami maksud pemerintah mengadakan program registrasi ulang simcard adalah dalam rangka proses menuju Indonesia satu data yang terintegrasi. Dimana segala data masyarakat Indonesia bisa diakses dengan mudah tentunya untuk kepentingan yang baik. Tidak usahlah suudzon dengan mengatakan itu semua demi kepentingan politik. Memangnya urusan politik semudah itu. Ribet coy. Kalau urusan politik mudah mungkin saya sudah jadi politikus dunia (hahaha tertawa jahat).

Dengan layanan yang saling terintegrasi harapannya adalah kejahatan di dunia maya bisa lebih diminimalisir. Kepemilikan simcard yang dibatasi juga banyak membawa harapan baik. Tidak akan ada lagi sms mama minta pulsa. Tidak akan ada lagi sms yg mengatakan bahwa saya menang undian t*lkomsel 125 juta padahal kartu yang saya gunakan ind*sat. Tidak ada sms yang mengatakan bapak di kantor polisi. Karena tentunya pihak-pihak yang terbiasa melakukan hal tersebut akan berfikir ulang jika harus menggunakan kartu yang telah teregistrasi untuk melakukan kejahatan.

Bisa dikatakan budaya latah masih menguasai negeri kita. Kadang kita berlomba-lomba menyebarkan informasi tanpa konfimasi. Ingin di sebut paling tahu segala hal. Ingin jadi yang pertama dalam segala hal. Makanya begitu terima informasi, belum dibaca lengkap sampai selesai langsung saja sebarkan. “VIRALKAN!!!!” kalimat itulah yang menjadi slogan baru di duia maya. Dengan embel-embel kalimat “Jangan mau dibodohi!” menjadi bumbu yang efektif untuk menyebarkan berita yang bersifat provokatif. Tidak sadarkah mereka bahwa justru mereka sedang jadi korban pembodohan dengan secara langsung menyebar info-info hoax. Mudah sekali masyarakat kita dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang sengaja ingin merusak integritas bangsa. Menolak segala perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Mari kita move on guys. Hidup itu perubahan. Sepeda saja supaya bisa seimbang harus dikayuh. Masak kita mau berhenti disitu saja.

Saya memandang informasi profokatif yang melarang registrasi simcard justru di dalangi oleh para penjahat ciber yang sesungguhnya. Para pelaku kejahatan ciber takut dengan sistem pelayanan yang terintegrasi akan menyulitkan mereka untuk beraksi karena identitas mereka tidak bisa di sembunyikan lagi. Tentu saja hal ini tetap menjadi tantangan para manusia cerdas yang tidak bertanggungjawab (baca: hacker) untuk membobol sistem atau bagaimanapun caranya. Kecerdasan mereka memang tidak diragukan lagi. Tapi setidaknya dengan sistem ini sedikit mengurangi langkah gerak mereka.

Banyaknya berita yang beredar membuat masyarakat bingung. Berita pertama mengatakan begini, sementara berita kedua mengatakan harus begitu. “Aku jadi bingung harus pilih yang mana?” Ayo dunk guys, berhentilah merajuk. Cerdaslah memilih informasi yang bermanfaat. Kurangi prasangka negatif terhadap perubahan.

Marilah kita hilangkan juga prasangka buruk bahwa dengan mengirim no NIK kita maka memudahkan kejahatan perbankan. Uang ATM kita akan dengan mudah di bobol. Memangnya membobol ATM tidak butuh kartu? Memangnya anda mengirim no NIK kepada siapa? Kepada penjahat atau kepada pemerintah? Bahkan pemerintahpun telah menjamin kerahasiaan identitas kita. Kecuali untuk hal- hal yang memang urgent. Justru yang salah kadang malah dengan sengaja kita yang memamerkan no NIK kita di sosmed. Intinya jika ingin ATM aman, pegang baik-baik kartu ATM anda, jangan beritahu PIN kepada pihak manapun, jika hilang langsung laporan bank supaya segera di blokir.

At the last, ayo biasakan saring sebelum sharing dan mari move on guys, life is a change. Jadilah people jaman now yang cerdas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Kemasan yang renyah namun bergizi

03 Nov
Balas

Terimakasih supportnya bu rulita.

03 Nov
Balas

Sangat mencerahkan bu....josss

03 Nov
Balas



search

New Post