Ada Kemauan Pasti Ada Jalan

Kesempatan untuk melanjutkan sekolah yang sudah berasa di genggaman tidak disia-siakan oleh Sang Ayah. Segala daya dan upaya terus dilakukannya, apa pun kondisi yang terkadang merintanginya. Salah satu kendala di awal-awal ketika memasuki jenjang SMP adalah beberapa biaya tambahan di antaranya iuran SPP dan BP3. Sang Ayah tidak tahu persis tentang hal itu. Yang jelas semua siswa baru dibebani beaya-beaya tambahan tersebut untuk kepentingan lembaga yang masih baru memasuki tahun kedua. Belum lagi biaya untuk pembelian seragam baru baik seragam putih biru, pramuka, custom olahtaga, sepatu, dan perlengkapan alat tulis.

Beban pikiran selalu membayangi Sang Ayah karena merasa kasihan dengan keberadaan orang tua yang keberatan menanggung biaya sebesar itu. Akhirnya timbul inisiatif orang tua untuk meemanfaatkan subsidi keringanan biaya ke sekolah. Semua berkas yang menjadi persyaratan segera dipenuhi, termasuk surat keterangan tidak mampu yang harus ditandatangani oleh Kepala Desa. Syukur Alhamdulillah, ternyata benar kata pepatah bahwa setiap ada kemauan maka disitulah pasti ada jalan. Beban biaya yang harus ditanggung dipotong tiga per empat oleh pihak sekolah, yang berarti hanya membayar sepeempatnya saja. Yang lebih menggembirakan lagi adalah masih adanya kebijakan dari sekolah yang mengizinkan untuk dibayar secara cicilan setiap selama dua tahun.

Sang Ayah merasa senang mendengar kebijakan sekolah. Dengan demikian ada kesempatan cukup panjang bagi orang tua Sang Ayah untuk mengmpulkan rezekinya. Setiap hari orang tua Sang Ayah bekerja keras untuk bisa mengangsur tanggungan biaya sekolah setiap bulannya. Sang Ayah pun terus belajar dengan sungguh-sungguh demi meraih hasil belajar yang baik. Sang Ayaj tidak ingin mengecewakan orang tua yang sudah bersusah payah mencari biaya demi pendidikan dan cita-cita putranya mencapai masa depan yang lebih baik.

Bondowoso, 03 Juli 2020

#TantanganGurusiana (Hari ke-164)