Sutrisno K.

Sutrisno/Penadebu, dilahirkan di Purworejo, Masa kecilnya dilaluinya di Desa Ketawangrejo, kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Sejak SD bakat menulisn...

Selengkapnya
Navigasi Web
KETIKA HARUS MEMILIH

KETIKA HARUS MEMILIH

OLEH: PENADEBU

“Teng teng teng.”

Tiga kali lonceng sekolah terdengar. Langkah Bu Mh terhenti. Pas di depan kantor Kepala Sekolah.

“Permisi Pak? Hari ini apakah sudah belajar full?”

“Iya Bu. Kenapa?”

“Enggak apa-apa. Cuma mau bertanya kita sudah menggunakan Kurmakah, hari ini?”

“Kurma yang bagaimana, Bu?”

“Ya Kurma Pak, Kurikulum Merdeka.”

“Oh, Kurikulum Merdeka? Iya Bu Kita menggunakan KurMa. Manis luarnya keras bijinya.”

“Bagaimana tidak, Dagingnya sudah dilahap oleh sekolah penggerak. Kita diberi bijinya utuk melaksanakannya. Keras-keras tetap harus dimakan dengan kesabaran.”

“Lho kok bisa, pak?”

“Iya bisa saja to bu, coba bayangin bagaimana dagingnya enggak sudah dilahap sekolah penggerak. Mereka berjalan penuh dengan pendambingan dan bos kinerja. “

“Kita disuruh melaksanakan dengan dalih menjalankan pilihan dari bijinya, keras kan rasanya. Keras banget.”

“Jangankan menjilat dagingnya, yang ada di sisa biji sudah kering, dijilatpun sudah terkotaminasi.”

“Kenapa bapak juga diam hanya menyampaikan di kita.”

“Ibu barangkali juga paham mengapa saya harus diam seperti itu.”

“Semua kan ada aturan untuk memilih.”

“Apakah sekarang, pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa masih berlaku?”

Namun bersyukur Bu, kita dapat Kurikulum Merdeka Berubah. Kita bisa berubah seperti Power Rangers.”

“Walah Bapak ini ada-ada saja.”

“Lah iya to, coba ibu bayangkan. Hari ini dengan segenap jiwa dan raga kita harus mengajar dengan dipandu modul ajar dari PMM. Download materi ajar. Terus kita dihajar dengan keadaan mau dibawa kemana pendidikan kita.”

“Apa kita harus ikuti dengan prinsip pendidikan rusak-rusakan atau menuju arah pendidikan digitalisasi?”

“Okey, ga masalah. Yang penting bisa dipertanggungjawabkan dengan yang kuasa dan kebijakan yang tidak memihak.”

“Sekolah anda enggak dibiayai BOS Kinerja karena anda tidak lulus guru penggerak, sekolah penggerak. Namun dipaksa untuk melaksakan karena intruksi ancaman. Anda diam saja, anda gerudel di belakang “

“Ah anda tidak berguna.”

Coba sekali-kali sampaikan dengan akal sehat, dengan pendidikan akal sehat biar anda tidak dipermainkan dengan perasaan. Anda juga paham kan bahwa bekerja dengan paksaan hasilnya tidak baik, tidak maksimal alias amburadul.

Coba anda pikir baik-baik, pahami baik -baik.”.

“Tetapi semua ini kan memang sudah zamannya to, kenapa mesti mengeluh?”

“Anda harus pahami harus terus maju. Sekalipun dari atas diluncurkan secara glondongan tetapi juga harus dipahami jangan seperti ular makan mangsanya tanpa dikunyah dilahap semuanya.”

Zaman kita dahulu, sekolah dibilang kita harus tetap menjaga adab ketimuran budaya barat harus kita pilah dan pilih mana yang sesuai dan sesuaikan dengan keadaan bangsa kita.

Anda ingat enggak tuh dengan masa itu?

“Ingat banget…”

“Nah, makanya dari sini harus diulang dan dipelajari.

Kalau kita pahami sekolah merupakan pendidikan formal yang secara sistematis terstruktur mengimplementasikan berbagai program bimbingan pengajaran dan atau pelatihan untuk setiap siswanya.”

Simpulan isi program tersebut dilakukan dalam upaya membantu siswa agar mampu mengembangkan kepemilikan potensinya secara optimal. Ini dimaksudkan agar bisa menjadi bekal yang bermanfaat dalam kehidupannya. Berbagai program yang dirancang sedemikian rupa dalam kemasan sebagai program dengan nuansa pendidikan mencoba memilih 1 kurikulum dengan pilihan kurikulum MERDEKA BERUBAH yang merupakan program dari Kemendikbud sebagai pilihan. Setiap sekolah pada saat ini dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan non kurikuler itu untuk bisa dimaksimalkan. Para guru yang menjadi Soko utama keberlangsungan pendidikan hal itu dimungkinkan karena di pundak para guru tugas mendidik mengajar membimbing mengarahkan melatih menilai dan mengevaluasi. Disematkan tugas tersebut menjadi rangkaian aktivitas guru yang mesti dan senantiasa harus dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan pendidikan. Guru mengalami dinamisasi dari waktu ke waktu sehingga setiap guru dituntut untuk selalu dapat beradaptasi dengan kebijakan yang diberlakukan oleh pemangku kebijakan.

Setidaknya dalam kurikulum Merdeka ini kita harus bisa banyak ikut andil di dalamnya. Kita tidak usahlah menjadi sang juara namun kita berada di tengah-tengahnya. Ketika gejala kurikulum ini mulai berlaku maka kita tidak ketinggalan zaman. Apalagi saat ini transformasi pembelajaran terprogram. Kita masih menunggu juga namun terkait dengan hal tersebut cara jelas statement berbeda pada setiap sampel yang dihadapinya secara jelas bisa dilihat dari penerapan kurikulum pada setiap sekolah.

Pergantian kurikulum yang diberlakukan selalu berbanding lurus dengan berbagai perubahan. Pada banyak bertanya diantaranya pada penerapan metodologi pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran. Fenomena tersebut menuntut guru agar tidak terlena dengan kondisi status quo mereka harus mampu menyesuaikan harapan yang diusung dengan penerapan kebijakan tersebut. Fenomena tersebut mau tidak mau, suka tidak suka harus diikuti oleh kemampuan guru dalam beradaptasi dengan fenomena perubahan. Mindset guru yang harus berubah sejalan dengan tuntutan yang diharapkan sehingga guru tidak bisa diam ditempat. Tidak bisa mempertahankan kebiasaan yang tidak sesuai dengan tuntutan kebijakan berlaku guru harus mampu melakukan lompatan tepat. Hal ini bertujuan dari penerapan kebijakan tersebut dapat tercapai dengan optimal. Intinya keluarlah dari zona nyaman karena tidak selamanya zona nyaman itu akan membawa perubahan ingat satu hal yang harus dipahami.

Permasalahan yang dihadapi masih ada guru yang tidak dapat mengikuti ritme kebijakan yang diterapkan sehingga bisa dimungkinkan bahwa program yang seharusnya dapat realisasi jadi terhambat. Hal tersebut dimungkinkan karena mereka terlena dengan zona nyaman pernyataan tersebut bisa di latar belakangi oleh dua kemungkinan pertama guru sudah terkerangkeng dengan konsepsi lama sehingga sangat kesulitan untuk melakukan perubahan mengikuti ritme yang berlaku. Ini kebanyakan terjadi pada guru-guru yang masih mengajar secara konvensional mereka tidak mau berubah. Semua terjadi karena sudah menikmatinya. Waktu demi waktu hingga bertahun-tahun bisa jadi sampai persiapan menghadapi pensiun.

Guru banyak memiliki pemahaman komprehensif tentang konsep baru yang diterapkan sehingga melahirkan kegamangan untuk dapat menerapkannya termasuk di sini kurikulum Merdeka Berubah. Ini kita memilih dahulu, baru kita melakukan pelatihan-pelatihan baik secara online, belajar pada sekolah penggerak yang sudah terlebih dahulu untuk bisa mengetahui konsep. Sekolah dengan keberanian untuk memilih 1 kurikulum adalah suatu tindakan yang disambungkan. Dua kemungkinan mudah-mudahan di sini bukan suatu wahana politik. Kenapa daerahnya menerapkan kurikulum ini dan ini benar-benar bisa terjadi untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada termasuk di dalamnya zaman digitalisasi.

Melalui rapat intern dengan bapak ibu guru mencoba mengambil langkah mudah-mudahan ini tepat untuk memilih salah satu dari program Kemendikbud ristek berkenaan dengan guru Merdeka. Merdeka belajar mengacu pada regulasi yang berlaku guru adalah sosok yang memiliki tugas dan fungsi untuk dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran menilai hasil pembelajaran melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan tupoksi yang cukup banyak tersebut guru harus care dengan berbagai perubahan dan perkembangan dalam wilayah pendidikan sehingga kegiatan yang dilaksanakan memiliki kesejalanan dengan ritme yang diharapkan oleh pemegang otoritas pendidikan. Selain itu guru merupakan sosok futuristik yang harus mampu memperkirakan kebutuhan masa depan dari setiap siswa yang dihadapinya.

Bagaimana proses pembelajaran yang baik dan menarik memikirkan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul. Memikirkan metode dan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran memikirkan strategi pembelajaran yang baik memikirkan penilaian yang tepat serta memikirkan objek siswa sesuai dengan yang diharapkan. Baik dari segi sikap pengetahuan dan keterampilan serta banyak lagi pemikiran lain yang dimungkinkan bisa menjadi pendorong peningkatan kualitas pendidikan. Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut guru harus mampu mengimplementasikannya dalam pembelajaran yang dihadapinya

dalam kapasitas sebagai sosok futuristik kebijakan tersebut perlu dijawab oleh para guru dengan langkah nyata dalam melaksanakan pembelajaran terutama menyiapkan sosok generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan kehidupan. Tantangan yang berbeda, ada dengan masa kini langkah untuk mengarah pada kondisi tersebut harus dibarengi dengan wawasan guru dalam mengeksplorasi berbagai pandangan tentang fenomena kehidupan masa depan. Untuk itu langkah yang dilakukan tidaklah harus sama tetapi bisa bervariasi sesuai dengan tingkat kompetensi dan kedalaman pengalaman yang dimilikinya. Yang pasti sebagai perubahan kebijakan dalam wilayah pendidikan harus bisa dijadikan modal untuk melakukan perubahan mindset. Dalam konsep Merdeka belajar guru diberi kebebasan untuk berpikir dalam menentukan langkah yang tepat dan strategis sehingga bisa menjawab semua tantangan dan permasalahan pendidikan yang dihadapi dalam wilayah pendidikan dalam konsep ini guru harus bisa menentukan statement yang tepat tanpa intervensi terlalu jauh dari pihak luar. Penerapan tersebut tentunya harus memiliki dasar kuat dan bisa dipertanggungjawabkan guna sampai pada keberhasilan penerapan konsep. Merdeka belajar tersebut guru dituntut agar dapat menterjemahkan konsep sehingga mampu merealisasikan dalam penerapan pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk sampai pada kenyataan tersebut harus memiliki kedalaman wawasan dan kedalaman pengalaman sebagai bekal.

#Menulissemudahberkedip

#Penadebu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dialektika kurma yang sangat-sangat menggugah, prolog dan epilognya menawan, dagingnya lebih wuihh....Barokallah

27 Jul
Balas

Terima kasih, Pa Maarif Salam Kurma

27 Jul

Terima kasih, Pa Maarif Salam Kurma

27 Jul

Salam kembali Pak Bambang tetap semangat

27 Jul
Balas

Salam kembali Pak Bambang tetap semangat

27 Jul
Balas

KurMa. Manis luarnya keras bijinya. tetap semangat ya Bapak Sutrisno. Salam KurMa. Kurikulum Merdeka. Baarakallaahu

27 Jul
Balas



search

New Post