Sutrisno K.

Sutrisno/Penadebu, dilahirkan di Purworejo, Masa kecilnya dilaluinya di Desa Ketawangrejo, kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Sejak SD bakat menulisn...

Selengkapnya
Navigasi Web

MUTASI

Mutasi

Oleh: Penadebu

“Sungguh luar biasa, perjalanan butuh energi prima, akan indah pada waktunya”

Demikian ucapan tercetus di mata pengawas ketika pagi berkunjung ke sekolah. Tepatnya sekolah yang berada paling ujung di kecamatan Babulu.

“Maaf pak, saya agak terlambat sedikit karena antri BBM di POM banyak mobil truk antri solar sehingga jalur tertutup.”

“Kami sudah biasa pak, pukul 06.10 menit sudah berada di tempat. Apalagi ketika harus mengunjungi sekolah yang jauh perlu ketepatan waktu kita sendiri yang mengaturnya.”

“Keberhasilan itu perlu disiplin dan komitmen.”

Ada perlu lompatan ketika bekerja dengan hati itu nanti akan enak dan nyaman hasilnya

Apalagi dengan isentif yang dinaikkan oleh daerah, tentu akan diimbangi kinerja kita yang lebih baik.”

“Siap pak pengawas.”

“ Mari kita berangkat.”

Kami juga akan ngawaki tentang tugas. Walau jika hujan deras kami harus menunggu beberapa saat apalagi jika harus menghindar dari kilatan petir. Perjalanan banyak alam terbuka. Petir kadang mencari sahabat untuk terdekat untuk menetralkan ke bumi.

“Yah, tidak apa pak, setidaknya itu sebagai pemicu semangat dalam bekerja. Karena semua juga diimbangi dengan kemauan dan komitmen yang tinggi untuk memajukan sekolah.”

Deru motor semakin melengking ketika menanjak di bukit pertama STN. Sebuah bukit yang menyodorkan tentang keindahan hijau. Keindahan alam bebatuan cadas, yang diselimut embun pagi dan juga tumbuhan pelindung sawit yang diselimut kabut.

Takjub bagi orang-orang yang mau memahami, dibalik kesulitan akan ada keindahan bila kita bisa mensyukuri.

Tak ada gading yang tak retak.

“Bapak harus sabar, akan indah pada waktunya, akan pindah pada waktunya.”

Mendengar ucapan pengawas saya tertawa terkekeh-kekeh.

“Jujur pak pengawas, sebenarnya saya kerasan, nyaman di pedalaman ini. Satu sisi tak ada yang kami khawatirkan. Kami mendapatkan banyak hal di sini. Perusahan memberi konpensasi finansial. Yang selalu masuk ke rekening tiap bulannya. Bukan tentang berapa banyak yang kami terima. Namun bagaimana uluran tangan peduli terhadap orang-orang yang mengabdi di dalamnya. Ini sangat kami rasakan. Sebagai rasa syukur kami akan selalu berusaha sekolah bisa maju. Sekolah bisa berkembang tanpa ada masalah yang mengiringi. Kadang riak kecil itu hal biasa bukan sebuah masalah besar.

Hal yang paling dominan dan tidak pernah ada di sekolah lain. Perusahaan memberikan tenaga pengajar yang 100% digaji oleh manajemen perusahaan. Kami menerima full tenaganya untuk ditepatkan di sekolah. Dari sinilh saya berpikir lalu nikmat mana yang engkau dustai.

Tingkat loyalitas teman-teman sangatlah tinggi. Gampang digerakan. Terlihat pelan-pelan bahwa perusahaan akan terus bersinergi. Kemampuan bersosialisasi, berdiskusi dengan manajemen, komite sekolah, orang tua akan teruji.

Ada cerita menarik yang awal masuk. Tentang hubungan dengan orang tua siswa di STN. Bahwa kebanyakan dari mereka adalah orang-orang pekerja perusahaan. Mereka akan sulit untuk digerakan karena akan mengganggu roda perusahaan dalam menggapai produksi target mereka.

Hingga suatu hari saya pernah dalam suatu kegiatan pramuka mondar-mandir saat hujan lebat. Mondar-mandir membetuli tenda yang bocor. Semua taggungjawab kami karena yang dibawa adalah anak-anak mereka. Anak-anak tidak pernah berpikir seperti apa kerja sama. Mereka tidak pernah mau tahu, duduk manis dalam hujan deras. Main Hp tanpa pernah hirau.

Dalam hati kami berpikir seperti ini to karakter anak-anak STN enggak punya kepedulian sama sekali, bersifat masa bodoh serta tidak peduli.

Dari sinilah kami mempunyai catatan dalam hati. Namun tidak disangka di hari berikutnya datanglah orang tua berbondong-bondong ke tempat kemah.

“Pak bos, bapak jangan pernah bekerja sendiri, kami orang tua tetap akan membantu dan suport sepenuh hati. Sehingga bapak tidak bekerja sendirian, mengerjakan sendiri.”

Mendengar ucapan dari mereka seperti tersambar petir hingga akhirnya. Saya menarik kesimpulan ternyata orang tua tidak sesulit yang kita pikirkan sebelumnya. Orang tua hanya menitipkan anak-anaknya di sekolah tanpa peduli dengan keadaan lain yang penting mereka bekerja dapat uang bisa untuk membangun rumah di Jawa, di Sulawesi, urusan pendidikan dari sekolah.

“Oh, no no, temyata tidak!”

Akhirnya suatu hari saat penerimaan rapot kami sampaikan tentang program sekolah. Hingga satu persatu orang tua segera memberikan masukan

Plong rasanya. Ketika kami sedang menggerakan orang tua dengan sigap bergerak bersama. Hingga lambat laun sekolah muncul kegiatan menggeliat namun pasti dan kadang kami melakukan lompatan lompatan yang di luar dugaan mengarah ke sekolah inspirasi berkonsep lingkungan hingga gelar karya berlangsung tanpa modal namun bisa terlaksana.

Seperti apa konsepnya? Yah koordinasi dengan perusahaan dan paguyuban dan patungan dengan teman-teman guru. Kemudian buat apa dana BOS?

Hmm anda perlu tahu dana Bos sudah dikapling dengan kegiatan rutinitas dinas yang kadang sulit untuk diganggu gugat. Hasilnya pun hanya sebatas itu-itu saja, tidak berkembang. Namun perlu biaya banyak sehingga program sekolah sebagai skala prioritas kadang terabaikan. Karena dana yang sudah diplot kegiatan yang kadang terkesan halan-halan, kumpul kumpul dan rekon-rekon.

Rekon aja ngajak di hotel. Hasilnya sama dengan sebelumnya-sebelumnya. Wah ini harus ditinjau ulang. Kenapa kok tidak ada yang komentar? Apakah ini tidak terkesan pungli? Terkesan menarik dana sekolah yang secara administrasi cuci bersih. Sedih kadang mendengar hal tersebut banyak kegiatan formalitas mendebit dana banyak. Hampir 70% menyedot dana BOS. Dana bos ya untuk Bos? Itu keliru. Seharusnya bukan dana BOS biar tidak terkesan untuk bos mungkin bisa saja diganti BPP (bantuan Pendidikan Pemerintah) atau yang lain.

Siapa yang bermain? para staf pendidikan? Yang nota benenya selalu merekom dan ingin mengejar target secara berjamaah, beli mobil secara bergantian dalam tahun-tahun berjalan? Ini harus dihindari. Jangan sampai terus berlanjut bimtek rutinitas tanpa hasil, pulang bimtek sama hasil, seperti hari hari sebelumnya.

Seiring berjalannya waktu. Dalam angan perjalanan STN kami berpikir mungkinkan ini hari hari terakhirku untuk tugas di STN atau hanya mimpi. Adakah hari esok lebih indah dari hijaunya pemandangan STN? Kenapa ini jadi non favorit bagi KS yang butuh tantangan dan kemajuan? Bagi kami STN bukanlah buangan atau ujicoba KS yang baru. Tetapi membutuhkan KS yang bisa memadukan 2 kebijakan Dinas dan PT. agar bisa singkron dan berkembang maju.

Hari terus berjalan semoga STN akan menjadi kenangan bisa jadi sampai menjelang purna akan menjadi kenangan dan goresan abadi. Terima kasih sudah bisa membersamai dalam tugas sebagai abdi negara

Babulu, Januari 2023

#save_SDN_023 Babulu

#PT_STN_Labangka

#Penadebu_Cerita_Kisah_Terakhir_pedalaman

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post