Sutrisno K.

Sutrisno/Penadebu, dilahirkan di Purworejo, Masa kecilnya dilaluinya di Desa Ketawangrejo, kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Sejak SD bakat menulisn...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEMPURNAKANLAH SENJA

SEMPURNAKANLAH SENJA

 

Oleh: Sutrisno Penadebu

.

Liku kelok bebatuan membentur-bentur ban tahu plat merah yang tidak lagi baru. Dialah yang paling setia mendampingi setiap perjalanan. Kelok kanan kelok kiri ikuti alur searah. Pokoknya selalu belok kanan agar tidak tersesat dalam perjalanan pagi.  Jika salah arah bisa tersesat masuk ke tengah perkebunan yang semakin jauh entah ke antah brantah.

 

Daun beringin hutan yang tumbuh berkembang di sela bukit batu poros jalan Labangka terbang tertiup angin gunung. Jatuh ke lembah jalanan. Sesekali menimpa kaca helm tua pelengkap savety perjalanan. Hari demi hari. Waktu demi waktu.  Sebuah perjalanan yang tidak pernah diulang untuk beberapa tapak satu.  Yach seperti halnya keledai sekalipun berputar pada lingkaran itu namun selalu saja berbeda yang ditapak. Sekalipun melalui jalur yang sama.

 

Saat perjalanan dinas yang selalu silih berganti namun tidak jua tapak roda 1 arah lurus. Hanyalah bekas tapak yang selalu silih berganti. Melewati jalan yang selalu itu-itu saja. Lalu, apa yang menjadi istimewa dalam story/cerita ini?

.

Jalan yang sama, yang membedakan adalah riak batu, kerikil, angin dan juga air. Dan juga feelings, pressure, boredom, enthusiasm for work. Tidak ketinggalan pula sederetan fauna. Untung-untungan bisa melihat tanpa harus didera bahaya. Di sanalah cerita-demi cerita yang kadang menimbulkan versi yang berbeda- beda.

 

A thousand and one stories will be eternal material. It includes what you want to be like, what will be eternal will always be written depending on whether you leave an eternal message to me” (Seribu satu cerita akan menjadi bahan abadi. Termasuk di dalamnya tentangmu mau seperti apakah yang akan abadi akan selalu tertulis tergantung seperti apakah dirimu menitipkan pesan abadi kepadaku)

.

Pernah suatu hari pas tanjakan perumahan pertama dekat kantor perumahan, berjalanlah serombongan kera, entah itu jenis siamang, bekantan atau monyet besar. Yang jelas ada seekor monyet besar tanpa ekor dengan pantat merah menghadang perjalanan gue pagi itu.

.

Merinding gue dibuatnya hingga harus berhenti pada turunan tajam agar tidak bermasalah dengan si ketua kera. Namun alangkah terkejutnya setelah sekawanan bisa menyeberang jalan usai, sang ketua baru hengkang dari tengah jalanan. Begitu itu salah satu kisah. Ada sisi lain yang gue sadari seperti itulah pemimpin secara naluri melindungi sekaligus siap pasang badan dari setiap apapun, siapapun yang hendak mengusik keberadaannya.

 

Kadang juga diperingatkan oleh teman-teman dan sekaligus partner kerja yang ada di atas. Kami biasa menyebutnya atas dan bawah. Karena letak yang memang berbeda. Di PT. STN letaknya cenderung di deretan perbukitan (atas). Sementara kami tinggal di bawah (dataran rendah). Memang sih dari pihak perusahaan sudah berbaik hati memberikan tempat tinggal. Namun sampai saat ini lebih memilih “laju” dari bawah. Karena info dari CDO (Humas perusahaan) kami tinggal di ring 1.

 

“Pak jangan naik, malam tadi hujan deras. Dekat pos pertama banjir. Dipastikan kendaraan Bapak akan tenggelam.”

 

“Baiklah kalau begitu. Bapak lakukan BDR. Jika ada apa-apa jangan sungkan sampaikan ke kami.”

 

“Baik, Pak.”

 

Itulah mereka, selalu memberikan info akurat, suport apabila waktu tidak memungkinkan untuk berangkat. Pernah suatu saat karena paket data kami habis sehingga Whatsapp tidak bisa tersambung dengan baik kami nekat berangkat.

.

Pos pertama kami lolos dari jerat banjir dan terjalnya bebatuan.

Alangkah terkejutnya di pos kedua dengan guyuran luapan air di jalan. Sungai dadakan yang penuh dengan liku gelombang lubang yang tidak beraturan.namun kelihatan rata bak jalan tol terlihat di permukaan.

 

“Bismillah!!”

.

Kendaraan kami tancap gas namun di tengah perjalanan aliran air cukup deras sehingga kami terpelanting ke arah kiri hingga benar-benar mandi pagi untuk yang kedua kali. Apakah ini cobaan? Tidak! Justru di tengah gelombang gue terkekeh sendirian. Sepertinya hari ini tidak ada perjalanan dari orang-orang sekitar. Tahu bahwa hari ini cuaca tidak mendukung. Ealah malah nekat dengan kesendirian.

 

Di seberang jalan monyet abu-abu seraya mengejek sambil kepalanya goyang kanan goyang kiri.

.

Dalam hati, “Lu monyet, bukannya berlalu malah ikut memperhatikan, menyeringai ejekan”.

 

Namun enggak apalah, itulah sahabat-sahabat gue saat sepi di tengah perjalanan sedang berlangsung.

.

Saat signal baik, tiba-tiba terdengar suara dering telepon.

 

“Hallo, assalamualaikum. Bapak di mana?”

 

“Di perjalanan.”

 

“Yakin di perjalanan?”

 

Iya, pak Pengawas, emang kenapa?”

 

Telepon saya alihkan ke bentuk video call. Baru mereka percaya.

 

Entah masalah apa seakan-akan di STN selalu jadi “description” kurang baik apakah akibat warisan terdahulu. Biarlah asal tidak menimpa pada diri yang membedakan kerja dengan tulus, berusaha tetap amanah dan tidak pernah akan neko-neko. Setidaknya tidak mengubah tatanan yang sudah baik dan kontraversi.

 

Bekerja itu ada tapak karena ada visi yang jelas. Ke arah mana sekolah itu akan dibawa.

.

Hal yang membedakan adalah perasaan dalam perjalanan itu. Kadang merasa semangat, merasa bahagia, merasa sedih, merasa biasa-biasa saja, atau pun akan merasa  yang berkepanjangan yang tidak bisa terungkap dengan rangkaian kata-kata.barangkali ini yang namanya baper kali ya?

 

Ini gue alami beberapa waktu. Awalnya gue diangkat untuk mengabdi pada tempat sekolah paling ujung di kecamatan Babulu. sekolah dimana kebanyakan dari pejabat unit baru ditetapkan dan terapkan pada sekolah tersebut.

.

Ada sebagian guru-guru yang menyampaikan bahwa SDN ini adalah seperti sekolah percobaan bagi orang yang baru menjabat. Dari situ gue mencoba untuk tidak menyampaikan dari tuduhan yang kurang fair. Gue ingin benar-benar apa yang ditugaskan di sana adalah sebuah amanah untuk bisa membangun peradaban.

.

Pendidikan yang benar-benar sebuah inovasi pembelajaran yang lain daripada yang lain. STN merupakan kemajuan kita bersama dalam kondisi yang seperti harapan banyak pihak. Setidaknya gue bisa mengimbaskan yang lebih baik. Inipun bisa gue kerjakan  secara pribadi, kedinasan ataupun lingkungan. Apa yang harus gue bangun, ya gue bangun.  

.

Bagaimana memberdayakan sesuatu dengan maksimal dari apa yang ada. Dari sinilah beberapa faktor yang tidak pernah akan dimiliki oleh sekolah lain. Berharap akan bisa benar-benar terwujud. Lulusan dengan swakelola yang baik, maksimal akan menghasilkan yang maksimal. Sesuatu yang kita sentuhkan dengan tangan dingin dengan peradaban yang baik, benar akan mewujudkan sebuah gambaran lebih besar.

.

Dalam pegunungan terlewati pagi, siang sehari-hari gue bisa melihatnya dengan gamblang. Jika dalam posisi beruntung pagi hari bisa melihat kabut yang menyelimuti  sabuk embun segar yang membentangi diri pada gunung gunung batu. Gunung yang menjulang tinggi di antara beberapa pepohonan sawit yang baru saja replanting. Ini semua adalah sebuah keindahan yang tidak bisa dilihat di sekolah lain.

 

Berusaha menikmati hari-hari hingga benar-benar takjub melihat keajaiban yang luar biasa. Gue diberikan perjalanan hidup, setelah naik pada gunung pertama akan disodori dengan tanaman bunga perkebunan. Tanaman bunga jam 8. Ini adalah bunga-bunga yang luar biasa. Prosesnya adalah sebagaimana menghias. Memanjakan mata sekaligus penangkal predator tanaman sawit yang hendak memakan daunnya. Bunga jam 8 membantu mengusir ulat api secara tidak langsung melalui predator sang kumbang. Dari sinilah kita berharap bahwa hidup tidak selamanya harus tertuju pada satu titik tujuan. Namun untuk menuju satu titik tujuan kadang penuh dengan proses dan liku yang hendak kita dapatkan. Itupun kalau manusia mau mempelajari dengan sebaik-baiknya.

.

Ditambah lagi dengan nego dengan Manajemen Perusahaan.. Apabila bisa memaksimalkan dengan baik maka akan hasilkan dengan baik. Berdekatan atau bermitra dengan mereka adalah suatu peradaban yang luar biasa. Bagaimana untuk bisa menjaga hati memadukan dua kebijakan yang harus kita ambil dalam satu langkah yang tepat. Ini dilakukan agar  dua-duanya bisa untuk saling memajukan tanpa harus saling melukai. Inilah konsep dasar kami di dalam manajemen sekolah yang dikembangkan.  Seperti apa bisa berkembang sehingga benar-benar bisa menjadi sebuah sekolah favorit walau ada di pedalaman. Ini terlihat dari apa yang sebenarnya  memberdayakan kurikulum yang sudah kami terapkan atau akan diterapkan di Tahun 2022 untuk semester 1 hingga 2023 menginjak ke 2024 Kami menggunakan kurikulum Merdeka.

.

Perubahan dengan harapan di SDN ini di kiri kanan merupakan hutan konservasi yang memberikan sabuk untuk sekolah dasar. Sekolah ini akan mewujudkan sekolah yang tidak dipunyai oleh sekolah lain. Dari sinilah kami akan mencoba mengembangkan hutan pembelajaran. Ini bukan secara kebetulan namun benar-benar di hutan ini masih asli tidak dipunyai oleh sekolah lain baik di Babulu maupun di wilayah Penajam Paser Utara.

.

Kurikulum Merdeka, salah satunya adalah sebagai masukan muatan lokal adalah hutan pembelajaran. Kita bisa belajar dalam ilmu-ilmu yang ada dari beberapa mata pelajaran yang kita padukan, hingga benar-benar akan menjadi satu topik pembelajaran di luar kelas yang kita terapkan.

 

Seperti apakah langkah yang harus dikerjakan? Nah, kalau menurut anda apa kiranya?

 

Gue pribadi  berkoordinasi dengan Manajemen PT. STN agar tanpa harus meminta tanpa harus dimiliki namun merasa memiliki. Itu bisa digunakan dengan semaksimal mungkin tanpa merusak alam atau amdal. Kita mencoba memajukan dengan membuat lanskap yang benar-benar bisa dikunjungi sebagai hutan pembelajaran. Kalau di Unmul ada istilah hutan penelitian karena di sekolah dasar sebagai pengenalan awal maka kami munculkan sebagai hutan pembelajaran. Silakan kami dikritik diberi masukan yang sekiranya membangun agar di senjanya nanti bisa disempurnakan. Setidaknya langkah gue berani melakukan sesuatu itu lebih baik daripada ribuan kali berpikir namun tidak melakukan apa-apa. Tercantum satu hal yang memang benar-benar untuk bisa mewujudkan dalam menyongsong Merdeka belajar. Kurikulum paradigma baru  yang dicanangkan sehingga kita bisa mengambil  hikmah dengan lingkungan mulai dari melatih anak-anak untuk bisa mencintai lingkungan sekaligus membantu membudayakan kelestarian lingkungan yang akan datang baik secara botani, fauna, hayati, nonhayati, dan ekoliterasi.

 

Labangka, 7 Mei 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post