Sutrisno K.

Sutrisno/Penadebu, dilahirkan di Purworejo, Masa kecilnya dilaluinya di Desa Ketawangrejo, kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Sejak SD bakat menulisn...

Selengkapnya
Navigasi Web
SMA PAEDAGOGIK

SMA PAEDAGOGIK

Oleh: PENADEBU

Lorong Ki Mangun Sarkoro 1 pernah menjadi saksi sejarah bagi hidupku. Sebuah sekolah yang pada pintu masuk tertuliskan HKS. Tercetuslah sudah lama sekali bangunan nan megah itu berdiri. Hingga kini masih kokoh. Ribuan generasi sudah dicetak dan bahkan ikut andil dalam memajukan pendidikan dari Sabang sampai Merauke. Itu pernah diajarkan di sekolah itu.

Figur para siswanya yang anteng, dipatri dengan pendidikan tata krama. Unggah ungguh yang sangat dominan dalam berperilaku di masyarakat. Itu tidak bisa dielakkan lagi. Aku adalah siswa kakak ragil. Karena tahun 1989 SPGN Purworejo dinyatakan ditutup. Sehingga dianggap sudah overload lulusan Pendidikan Guru dan atau karena diperlakukan bahwa lulusan SPG setingkat SLTA dianggap tidak layak untuk menjadi guru mumpuni.

2 tahun setelah aku lulus tahun 1988 mengabdi sebagai guru sukwan akan lebih terkenal dengan guru sukarelawan. Ada yang mengatakan guru wiyata bhakti. Bekerja dengan ikhlas walaupun tidak digaji. Pergi pagi pulang petang pernah terjadi. Apakah aku mengeluh waktu itu?

Jawabnya, Tidak. Semua aku jalani dengan senang hati.

Setidaknya aku sudah mengaplikasikan ijasahku sesuai dengan yang diinginkan oleh kedua orang tuaku. Gonjang-ganjing bahwa lulusan SPG dianggap sudah tidak layak untuk bisa mengajar di SD waktu itu harus lulus minimal D2. Pupuslah aku untuk berkesempatan menjadi guru. Hingga aku harus segera berputar haluan mencari kerja yang memang harus jauh dari kampung halaman. Tidak menjadi bahan olokan tetangga kiri kanan.

Bayangkan saja andai aku harus di desaku, yang konon orang bilang sekolah tinggi-tinggi kok cuma di rumah doang. Sudah ngabisin uang banyak kok hanya ngalor ngidul di rumah tidak punya penghasilan apa-apa. Padahal mereka juga tahu untuk bisa sekolah SPG saja orang tua harus berjuang habis-habisan menjual apa yang bisa dijual untuk membayar SPP. Orang yang bisa sekolah apalagi sampai kuliah itu adalah kategori orang-orang yang mampu.

Ini sebagai prologku awal kenangan tentang SPG Negeri Purworejo. Kemudian bagaimana dengan sebutan SMA Paedagogik. Kadang jika pulang sekolah aku bertemu dengan teman-teman dari beberapa sekolah lain. dari anak SMA 1 anak SMA Pambers, anak STM, dan anak SMEA. Ingin rasanya menghantam mereka jika dalam 1 mobil angkot mereka mengolok-ngolok wah para calan bapak Ibu guru. Wah para calon priyayi. Sekolah Kok SPG. Lulus akan mengabdi tanpa gaji punya istri emang hanya kasih makan pengabdian.

Duh gusti, kalau ingat itu jiwa aku rasanya ingin melempar apa saja yang ada di hadapanku.

Suatu hari aku pulang bersama anak-anak SMA 1 Purworejo jurusan Kutoarjo. Entahlah candaan di kelas waktu pelajaran Paedogogik oleh bu Sumiati. Jadi inspirasi aku nyeletuk. Mas dari SMA mana? Memang waktu itu baju putih Abu-abu tanpa bed sekolah.

“SMA Paedagogik.”

“Lho di mana itu sekolahnya?”

“Ki Mangunsarkoro 1 dekat 412.”

Bukannya itu STMPN, ya?”

“Bukan yang itu, Mbak. Yang gedungnya paling megah se Purworejo, gedung terindah, ada pohon trembesi di pinggir lapangan sekolah.”

“Bukannya itu, SPG Negeri ya Mas?”

“Iya betul”.

“Wah, mas seharusnya bangga dong dengan sekolahnya mengapa mesti diubah menjadi SMA Paedagogik?”

Setelah mendengar itu aku sadar. Sesadar- sadarnya. SPGN Purworejo bukannya sekolah yang rendahan. Bukan sekolah ecek-ecek. Disiplin tinggi serta menjunjung budi pekerti. Hingga aku lulus mengabdi 2 tahun tanpa dibayar dan akhirnya harus melompat cari batu loncatan mencari kerja yang intinya untuk bisa menyambung hidup di kampung orang setelah lulus. Hingga di luar dugaan karena keterbatasan ekonomi orang tuaku akhirnya aku harus bangga dengan SPGN Purworejo walau hingga kini gelar Master Pendidikan menyertai namun tidak seindah atas goresan didikan bapak dan ibu guru di sana.

Kini Gedung itu sudah berubah status dari SPG menjadi SMAN 7 Purworejo. Sekolah Menengah Atas ( SMA) Negeri 7 Purworejo berdiri kokoh dijalan Ki Mangunsarkoro 1, kode pos 54114 ,Phone (0275) 321066, Facsimile (0275) 325464 Email : [email protected] ,ini tidak menempati gedung baru melainkan menempati gedung eks –SPG Negeri Purworejo.

Gedung ini dibangun pada tahun 1915. Bangunan sekolah ini termasuk bangunan kuno yang sarat sejarah sehingga ditetapkan sebagai Cagar Budaya yang harus dilestarikan keberadaannya. Hal ini disampaikan oleh pakar dari UGM saat kegiatan seminar dalam rangka peringatan Lustrum II tahun 2001 Mengenai konstruksi bangunannya patut diacungi jempol. Mengapa? Karena bangunan gedung tersebut sebelumnya telah dirancang mampu bertahan 150 tahun.

LEMBAGA LEMBAGA PENDIDIKAN YANG PERNAH ADA

1. Pendidikan Guru HKS Tahun 1915 – 1928

2. Pendidikan umum MULO tahun 1928 – 1942

3. Pendidikan SMP Negeri zaman Belanda Tahun 1942 – 1945

4. Pendidikan SMP Negeri zaman Jepang Tahun 1945 – 1949

5. Pendidikan Guru SGB Tahun 1950 -1961

6. Pendidikan Guru DGA Tahun 1958 – 1968

Dengan SK No.28/ SK / I I I Tanggal 21 Agustus 1958

Kepala Sekolahnya : Bapak B.Dandel dengan SK No. 107238 / C.1 Tgl. 20 – 10 – 1958

7. Sekolah Pendidikan Guru ( SPG ) Negeri Tahun 1968 – 1991

Kepala Sekolah yang pernah menjabat :

a.Bapak B. Dandel 1958 – 1971 SK No. 10722328 / C.1 Tgl 20 Okt. 1958

b.Bapak Djaidy ,BA Th 1971 – 1979.E .E.0640/I I I .SP /Set /71 tanggal 30-8-1971

c.Bapak Drs.Syahlan AH, 1979 – 1988 SK No. 659090 /C/2/ 79 Tgl: 4-8-1979

d.Bapak Suparman tahun 1988 – 1991

8. Pendidikan Guru SPG sore tahun 1968 – 1974

9. Pendidikan Guru KPG Negeri tahun 1977 – 1988 dilaksanakan sore hari pk.13.00-18.45.

Kepala sekolah yang menjabat Bapak M.Parjuli , BA

10. Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) Negeri Purworejo

Diselenggarakan sore hari dan malam hari tahun 1967 – 1973

Kepala sekolah yang menjabat Bapak B. Dandel

RUMAH DINAS

Lembaga Pendidikan Guru ini (Sekarang SMA N 7 Purworejo) adalah sebuah lembaga pendidikan sarat fasilitas, baik pemenuhan kebutuhan siswa ,karyawan ,maupun staf pengajar .Terbukti sejak berdiri lembaga ini telah dilengkapi perumahan bagi kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa. Harapannya untuk memberi kemudahan, kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar sebagai alat tujuan peningkatan mutu pendidikan.

Jumlah rumah dinas sebanyak 12 unit yaitu :

1.Di Jalan Kimangunsarkoro 1, sebanyak 6 unit ditempati oleh banyak bapak ibu guru

2.Di Jalan Mayjend .Sutoyo Purworejo sebanyak 4 unit ditempati oleh bapak ibu guru / karyawan

3.Di Jalan Jend.Sudirman sebanyak 2 unit, 1 unit ditempati oleh kepala sekolah dan I unit oleh guru

Untuk perkembangan selanjutnya, lembaga ini memerlukan lingkungan aman tentram dan kondusif demi kelancaran KBM. Oleh karena itu , sekitar tahun 1965, menjelang peristriwa G 30 S/ PKI pemerintah daerah memutuskan untuk memasukkan instansi lain ke lingkungan sekolah yakni :

*.POLRES Kab. Purworejo menempati rumah dinas di Jl.Kimangunsarkoro (Sebelah barat) untuk Kapolres 1 unit, sedang kan Wakapolres menempati 1 unit rumah dinas di Jl.Jend.Sudirman

*.Dinas Pekerjaan Umum Kab Purworejo menempati 1 unit rumah dinas di Jl.Mayjend .Sutoyo Purworejo

Perumahan Dinas guru dan karyawan sekolah masih 9 unit .Perkembangan waktu dan situasi berubah, maka tahun 1995 1 unit rumah dinas yang berada di Jl.Sudirman ditempati oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Purworejo (dahulu R. Dinas Kep Sek). Sejak berlakunya peraturan Otonomi Daerah rumah dinas tersebut ditempati olek Sek Da Kab. Purworejo. .Kemudian rumah dinas Kepala Sekolah menempati 1 unit rumah dinas di Jl.Kimangunsarkoro 1 Purworejo (Sebelah timur)

MASA PERSIAPAN MENJADI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Setahun sebelum SPG Negeri Purworejo berubah fungsi menjadi Sekolah Menengah Atas , SPG mendapat titipan siswa SMA Negeri 1 Purworejo 2 kelas.Tepatnya pada tahun pelajaran 1990 / 1991.Kemudian pada tahun 1991 SPG Negeri Purworejo mengalami perubahan menjadi SMA Negeri 3 Purworejo dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No..0519/0/1991 tanggal 5 September 1991.

MASA PERKEMBANGAN

Setelah SMA Negeri 3 Purworejo genap berusia 7 tahun, tepatnya 7 Maret 1997 mengalami perubahan nama (nomenklatur) menjadi SMU Negeri 3 Purworejo dengan SK mentri Mendibud RI No.035/0/1997. Tanggal 26 Mei 1997 SMU N 3 Purworejo berubah nama menjadi SMU N 2 Purworejo dengan SK Kep. Depdikbud Kab Purworejo No.242/103.06/LL/1997., sesuai adanya Peraturan Otonomi Daerah.Kemudian tanggal 27 Agustus 2001 SMU N 2 Purworejo mengalamai nomenklatur menjadi SMUN 7 Purworejo dengan SK Bupati No.188.4/04/2001

Sesuai dengan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Purworejo No.422/568/2003 tertanggal 7 Pebruari 2004 SMU N 7 Purworejo berubah namanya menjadi SMA N 7 Purworejo.

Demikianlah sekilas sejarah berdirinya SMA N 7 Purworejo yang penulis ketahui dan semoga dapat menambah wawasan pengetahuan kita . Menambah warasan pemikiran kita

.

Diolah dan dikutip dari berbagai sumber

Salam dari someone di Kaltim (OTORITA IKN)

IG :Sutrisno Babulu

FB : Sutrisno Babulu

WA : 081253791594

Twitter: Sutrisno Penadebu

@penadebu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post