Pagi itu anak-anak ramai sekali masuk di ruanganku. Mereka mulai memegangi teman-temanku. Aku sangat senang karena mereka mulai bermain bersama. Aku juga merasakan karena aku bertemu dengan seaeorang yang mempunyai telapak tangan yang lembut. Dia mulai membelaiku, mengusapku, memegang badanku dengan sangat lembut. Aku merasa nyaman sekali.

Tiba-tiba bel berbunyi, anak-anak tadi berhamburan keluar ruangan. Mereka meninggalkanku dan teman-temanku. Ruanganku menjadi berantakan dan basah di sana sini. Aku kembali sendiri berdiri di atas jendela. Badanku akan mengering dan menjadi keras. "Aku akan mati di sini di ruangan ini," pikirku.

Namun, keesokan harinya keajaiban itu datang. Ada seseorang yang menyelamatkanku. Aku kembali direngkuh oleh pemilik galeri yang sudah lama pergi ke luar kota.

"Ma, aku boleh bermain tanah liat lagi, ya," tanya Nina kepada ibunya. "Kamu boleh membuat apa saja, kesukaanmu," kata si ibu sambil membereskan bongkahan-bongkahan tanah liat yang berceceran.