Potret Realitas Masyarakat dalam Karya Sastra
Karya sastra adalah cerminan dari kehidupan masyarakat. Karya yang berisi potret nyata kehidupan masyarakat dengan segala masalahnya. Sebuah potret yang dikemas dengan bahasa yang indah dan mempunyai nilai seni.
Sebuah karya diciptakan untuk menggambarkan kehidupan yang terjadi di sekitar kehidupan pengarang. Bisa dari pengalaman nyata pengarang atau dari pengamatannya. Semua fenomena yang dialami atau diamati itulah yang kemudian dituangkan dalam sebuah karya.
Karya sastra tidak bisa dilepaskan dari realitas masyarakat. Kondisi masyarakat atau zaman pada saat itu bisa terungkap dari sebuah karya sastra. Jadi, tak pelak kita mengenal periodisasi sastra. Periode di mana terdapat pengelompokan genre sastra berdasarkan aliran atau tema-tema yang diusung dari karya tersebut. Sebut saja, angkatan balai pustaka yang banyak bertemakan kawin paksa. Atau, angkatan 66 yang cendung lebih kritis yang mengusung kritik sosial dan masyarakat.
Tentu saja semuanya bukan suatu kebetulan menulis dengan tema tersebut. Namun, di situlah terjadi realitas sosial yang dominan pada saat itu. Para pengarang mampu menangkap fenomena tersebut dan menuangkannya dalam sebuah tulisan.
Pengarang muda sekarang tentu saja sudah berbeda. Mereka lebih bisa mengeksplorasi ide-ide yang beragam. Mulai dari persahatan, percintaan, kritik sosial, kemanusiaan, lingkungan alam, dan sebagainya. Di sini yang menjadi tolok ukur adalah kejelian pengarang dalam menggali ide dari sebuah permasalahan sosial atau individu.
Sebut saja sastrawan nasional Ahmad Tohari yang mampu mengangkat kehidupan masyarakat kecil Banyumas dalam sebuah karya yang spektakuler. Melalui Triloginya, Tohari mampu menggambarkan kehidupan masyarakat yang miskin, bodoh, dengan segala kehidupannya dengan sangat apik. Melalui tokoh Srintil, Tohari mampu menggambarkan kondisi pada zaman tersebut. Pesan moral, agama, budaya, dan sosial sarat di dalam karya-karyanya. Tentunya semua itu tidak datang dengan begitu saja, tetapi juga melalui sebuah perenungan yang mendalam.
Daya imajinasi, kekritisan, serta kekreatifan menjadi utama dalam membuat sebuah karya besar. Sebuah karya yang mampu menghibur dan menggerakkan pembaca untuk berpikir dan bergerak. Sebuah karya yang mampu menjadi potret pada zamannya. Di sinilah tantangannya. Tantangan dalam menghasilkan sebuah karya yang berbobot yang mampu menggerakkan pembaca dalam memahami realitas sosial. Karya sastra yang mampu memberikan informasi yang tajam dengan balutan bahasa yang indah.
#TantanganGurusiana#HariKe-297
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Potret Realitas Masyarakat dalam Karya Sastra, keren ulasannya Bun
Terima kasih ibu