Suwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TERPAPAR HOAX

TERPAPAR HOAX

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu derasnya arus informasi. Saluran media sosial menjadi faktor utama aliran informasi. Banjirnya informasi membuat seseorang tergemap. Kebenaran atau kebohongan sebuah berita pun sulit dibedakan.

Berita bohong atau hoax berseliweran di media sosial hingga di dunia nyata. Kehebohan dan viralisasi bahkan menjadi konsumsi setiap saat. Begitu cepatnya berita tersebar seperti virus yang merajalela. Berita hoax bahkan menjadi masalah global yang sulit ditangani.

Fenomena "telur rebus" telah menjadi trending topik pada Kamis 26 Maret 2020. Beritanya menghebohkan jagat maya hingga jagat raya. Di beberapa daerah, warga saling membangunkan untuk merebus telur. Tidak peduli tengah malam hingga dini hari. Mereka merebus telur untuk dimakan malam itu juga. Katanya sebagai penawar virus Corona dan tolak bala.

Permasalahan yang muncul bukan pada telur rebusnya. Namun informasi yang menyebar telah meresahkan masyarakat. Seakan telur rebus telah menghipnotis warga dalam semalam. Informasi yang sebenarnya tidak masuk akal tetap dipraktikkan sebagai sebuah keyakinan. Bahkan viralnya berita ini mengalahkan berita virus Corona. Berita ini telah mengalahkan akal sehat dan daya kritis.

Terbukti ketakutan menyebabkan akal sehat tidak berfungsi. Kekhawatiran yang berlebih terhadap serangan virus Corona memangkas pikiran jernih. Berbagai upaya akan dilakukan demi terhindar dari virus ini. Namun tanpa disadari virus hoax telah menyerang akal sehat dan mematikan rasa.

Dalam Al Qur'an tercantum bahwa jika datang sebuah berita seyogianya hati memfilter terlebih dahulu. Akal mencerna kebenarannya. Agar seseorang tidak terjerumus ke dalam perbuatan tercela lainnya. Oleh karena berita yang tidak benar bisa mencelakakan dan menimbulkan perpecahan.

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu" (Al Hujurat 49 : 6).

Dalam kondisi seperti sekarang ini, sejatinya kita tetap berpikir jernih. Menggunakan akal sehat dan hati dalam menghadapi apapun. Kepanikan justru bisa membawa bencana. Jika ada sebuah berita, teliti dahulu sumber dan kebenarannya. Jangan langsung membagikan kepada orang lain. Setidaknya dengan tidak membagikan, volume beredar nya berita semakin berkurang.

Morowali, 29 Maret 2020

#Tantangan hari ke -5
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post