DUKA NESTAPA
Setelah Rani mengambil bagasi dan langsung menuju loby kedatangan. Sudah ada keponakan Imran yang sudah menunggunya di loby.
Dengan rasa penasaran Rani menemui Imran.
"Assalamu'alaikum imran."
"Wa'alaikumussalam ka Rani."
"kenapa Paman suruh saya pulang?? Sebenarnya ada apa Im??."
"Nanti sampe rumah dulu baru ka Rani tau."
"Ayo, kita naik motor."
Mereka pun berangkat dari bandara menuju rumah di desa.motor itu berjalan menyisiri kebun kelapa terasa adem hawa siang itu. Akhirnya sekitar kurang lebih satu jam mereka tiba di kampung Rani.
Sampe di sudut jalan masuk hendak ke Rumah Rani, ada jalanan di tutup. Ada batu besar pertanda kendaraan tidak boleh lewat.
"Imran, ada apa nih kenapa jalanan ditutup."
"Iya ka Rani".
Dari jauh kelihatan ada tenda depan rumah.
Motor itu parkir di samping rumah. Orang-orang di rumah menyambut kedatangan Rani dengan tangisan berjama'ah.
Rani masuk dalam rumah. Dia melihat semua orang berkerumun memeluknya dalam tangis.
"Ibunda kemana?" Tanya Rani penasaran
"Sabar ya nak?" Jawab bibi berusaha menenangkan
Rani masuk ke dalam rumah, langsung menuju kamar depan ada mayat terbujur kaku. Pelan-pelan Rani membuka kain penutup wajah mayat itu.
"Ibuuuuuuu" suara bergetar memecah keheningan siang itu. Tak lama Rani ikut terjatuh di atas tanah beralaskan tikar rumah itu. Rani pingsan tak sadarkan diri.
Paman Malik yang berada dekat Rani dan bibi Rukaya dan orang lain yang berada di dekatnya menggotong Rani ke kamar sebelah. Di oleskan minyak kayu putih ke hidungnya tapi belum sadar juga.
Para pelayat datang menghadiri ta'ziyah itu tak kuasa menahan tangis melihat kondisi Rani yang tak tau apa-apa tentang duka yang di alaminya.
Semuanya hiruk pikuk dalam tangis yang tak kunjung berhenti. Bagaimana tidak? Rani merupakan anak pertama dan mempunyai adik 2 orang yang masih berumur Sekolah Dasar (SD). Sedangkan ayahnya hanyalah seorang petani yang tak jelas hasil kerja kebunnya.
Kemudian di tinggal mati ibunya yang masih berumur 48 tahun yang sejatinya anak-anaknya masih membutuhkan belai kasih sayang seorang ibu. Yang meninggal mendadak karena serangan jantung. Sungguh takdir Allah tak bisa di elakkan.
Hampir kurang lebih 20 menit Rani pingsan. Kemudian bibi Rukaya membuatkan Rani teh hangat dan bubur. Akan tetapi Rani tidak bisa makan, hanya minum teh seteguk. Rani masih sedih dan syok atas duka yang menimpa keluarganya.
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ceritanya mengalir Bu, bagus karyanya, sukses untuk ibuSalam kenal ya
Jazakillah mb ardhiana. Salam kenal. saya dari Kupang NTT
Saya Ardhiana dari GresikBoleh berkenan mampir ke coretan sayahttps://thedinarachannel.gurusiana.id/article/2020/2/02022020167800Barangkali memberikan kritik dan saran pada tulisan saya, untuk perbaikan ke depannya
Iya mb. Kita sama2 belajar ya mb
Ya buu