MASA LALU KURANG BAHAGIA
#TantanganGurusiana Hari ke-33
Menjadi orang desa memang punya kenangan tersendiri dan sulit untuk dilupakan. Walaupun hidup di desa dengan serba kekurangan sarana dan fasilitas tapi semua kenangan itu tetap terpatri dalam jiwa.
Dulu di desa belum ada Sekolah Taman Kanak-kanak. Hampir di desa tetangga kampung kami juga belum ada Sekolah TK. Jadi sekolahnya langsung masuk Sekolah Dasar (SD). Bahkan masih kecil kelas 1 dan 2 SD masih di perbolehkan memakai pakaian yang bukan seragam yang penting rapi dan bersih setelah sudah naik kelas 3 sampai kelas 6 baru boleh pakai seragam.
Kemudian pelajaran SD dulu langsung belajar materi yang berat seperti belajar membaca, menulis dan berhitung. Dan jarang menyanyi lagu anak-anak. Dan hampir pernah tidak ada memang lagu anak-anak. Lagu yang diajarkan di SD dulu tentang lagu-lagu kebangsaan mereka misalnya lagu sorak-sorak bergembira, 17 Agustus tahun 45, satu Nusa satu bangsa dan lain-lain.
Maka pada saat merantau ke kota dan melihat segala sarana dan fasilitas pada Sekolah Taman Kanak-Kanak, hati selalu tergerak untuk menikmati segala fasilitas yang ada itu. Misalnya duduk-duduk di kursi ayunan, main jungkar jungkir dan segala fasilitas di Taman Kanak-Kanak yang menghibur.
Ketika ada gurauan dari teman-teman bahwa masa kecil kurang bahagia memang itu betul karena dari kecil tidak pernah menikmati bermain seperti layaknya anak TK sekarang. Pulang sekolah bantu orang tua cari kayu bakar, angkat air, ikut pergi kekebun, mencuci, masak dan lain-lain semuanya dilakoni.
Karena dari kecil sudah di ajari kerja sehingga sudah ada pengalaman ketika merantau ke kota. Semua di lakukan sendiri dengan senang hati. Pengalaman memang guru yang terbaik.
Walaupun dulu masa kecil kurang bahagia. namun semuanya itu bisa di nikmati sekarang dengan segala fasilitas yang memadai. Insya Allah itu bisa membayar semua kekurangnbahagiaan dulu. Dan bersyukur karena anak-anak kita sekarang tidak seperti kita dahulu.
Sekarang mereka sekolah dengan menikmati segala fasilitas yang ada. Semoga mereka tumbuh menjadi anak bisa memiliki semua kecerdasan baik ilmu, iman dan akhlak serta kecerdasan yang lainnya.
Akan tetapi tidak bisa juga menafikan keberadaan kita dahulu dengan serba kekurangan namun Allah memampukan kita dan membalas semua itu untuk kita sehingga kita bisa menikmati kebahagiaan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Kupang, 17 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar