Suwarni Sulaiman

Terlahir di desa Kolipetung Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur NTT. Sekarang berdomisili di Kota Kupang Propinsi NTT. berprofesi sebagai Guru. Dan m...

Selengkapnya
Navigasi Web
PANDANGAN PERTAMA

PANDANGAN PERTAMA

Kaki Rani sudah agak baikan setelah di pijat. Ia terus berusaha untuk melakukan sesuatu agar dia bisa melupakan sakitnya yang belum sembuh secara total. Aktifitas kuliah berjalan seperti biasa dan juga les privat dia lakukan dengan senang hati walaupun jalannya masih agak pincang. Namun dia berusaha agar tidak larut dalam kesakitan.

“Rani, biar istirahat aja dulu. kan kakimu masih sakit. Jangan paksa untuk aktivitas dulu Ran. Nanti malah tambah sakit lho.” Seru Sita

“Tidak apa-apa kak Sita. Hitung-hitung olaraga.” Sahut Rani

Malam-malam Rani harus bergadang kerja tugas kuliah yang menumpuk. Paginya ke kampus lalu sore harus les privat. Semua itu dia lakukan hanya ingin membantu orang tua dalam membiayai kuliahnya sendiri. Apalagi di tinggal al-Marhumah ibunya membuat Rani lebih semangat dalam mencari penghasilan sendiri. Karena masih ada dua adiknya juga menjadi tanggung jawabnya.

Perjuangannya mencari receh untuk membiayai kuliah sendiri tanpa bantuan dari orang tua selalu mendapat simpati dari teman-teman kuliahnya tak terkecuali pemuda gagah nan ganteng bernama Rizal. Kakak semester Rani 2 tahun.

Rani tidak tau jika ada orang yang memperhatikannya dia selama ini. Rizal yang kebetulan tetangga kost Rani, yang selama ini tak pernah duduk bareng apalagi bercerita karena Rani juga tidak terlalu kenal dengan pemuda ini. Walaupun tetangga kost tapi Rani kurang mengenalnya karena memang lain kampus.

Pertemuan pertama ketika ada teman kost Rizal yang mengadakan pesta wisuda di kostnya dan semua tetangga-tetangga kost di undang untuk hadir termasuk kostnya Rani. Rani hadir bersama Sita waktu itu.

Saat antri makan. Rani merasa seperti ada orang yang memperhatikan Dia. Rani mengangkat kepala dan menatap kesamping kanan, dilihat ada lelaki yang terpanah menatapnya. Dalam waktu singkat lelaki itupun menundukkan kepalanya seperti salah tingkah karena “kepergok.”

“ Ya Allah…itu lelaki siapa ya? Kenapa hatiku berdebar-debar seperti ini.” Bisik Rani dalam hati.

“Ah apakah hanya ini perasaanku saja atau apa ini ya Allah…tolong tunjukkan.” Rani membatin

“Rani, kok ngelamun. Ini piringnya.” Ucap Sarah sambil memberikan piring dan sendok kepada Rani.

“Ah enggak kok kak Sita.” Jawab Rani agak tersipu malu.

Rani mengambil nasi dan dan lauk seadanya dibelakang kak Sita dengan cepat karena barisan antrian makan itu cukup panjang.

Setelah mengambil makanan di meja hidangan, Rani dan Kak Sita kembali ke tempat duduknya semula. Perasaan yang sama seperti tadi itu terulang lagi ketika Rani jalan dari meja hidangan ke tempat duduknya. Tapi Rani tidak mau melihat kemana-mana kecuali jalan yang ada di hadapannya.

Duduk makan sekitar kurang lebih 15 menit dan masih berbincang-bincang dengan teman tetangga kost yang lain, namun hari sudah menjelang malam sehingga mereka harus pamit pulang kepada tuan pesta. Semua nya bersalam-salaman sebelum mereka pamit pulang.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post