RINDU SANG AYAH
Muhidin adalah nama aslimu dulu. Nama yang di sematkan oleh kakek dan nenek sejak engkau di lahirkan. Sejak ayahanda masih kecil lalu kakek berangkat merantau di Malaisya Mecari nafkah. Maklum karena di desa hanya mempunyai kebun dengan hasil tak seberapa.
Sekian tahun merantau di Malaisyia
Lalu ingin balik pulang ke kampung kemudian musibah menimpanya yakni tenggelam di laut. Tepat di perairan Tarakan Kalimantan. Musibah itulah yang merenggut nyawa kakek dan meninggal dunia dan langsung di kuburkan di Tarakan.
Sejak meninggalnya kakek lalu ayahanda berganti namanya dengan nama kakek yaitu Sulaiman. Nama itu di sematkan kepada Ayahanda untuk mengenang Almarhumah Kakek.
Kemudian nama ayahanda itu juga di nisbahkan kepadaku sehingga namaku menjadi Suwarni Sulaiman.
Itulah kisah atau sejarah sebuah nama. Kini nama itu yang sering di kenal di kampungku maupun kampung-kampung tetangga. Nama itu menjadi familiar ketika Ayahanda banyak membantu orang-orang di kampung halaman ketika sakit dan lain-lain.
Keberadaannya sungguh berarti di kampung halaman sehingga setiap kali orang menelpon menanyakan kapan Ayahanda pulang. Selain sebagai Imam juga di masjid.
Sekitar kurang lebih 4 bulan berada di Kupang, dalam sebuah kegiatan pelatihan yang tidak bisa di tinggalkan. Namun semangat untuk membantu sesama tetap di lakukan setiap hari siang dan malam walaupun hanya via telephon.
Beberapa hari ini kelihatan murung, karena ingin pulang kampung tapi kegiatan tak kunjung selesai. Mungkin banyak juga keluarga di kampung yang merindukan kehadirannya di kampung.
Sebagai anak, kami juga memahami bahwa Ayahanda bukan hanya milik kami tapi milik kami keluarga besar juga di kampung halaman.
Dalam kesendiriannya ketika ku ganggu cerita-cerita dan bertanya-tanya ternyata memang ada kerinduan yang sangat dalam dari ayahanda dengan keluarga besar di kampung. Sampai ayahanda ingat betul dan menghitung bahwa selama 4 bulan di Kupang sudah ada keluarga besar yang meninggal dunia ada 6 orang.
Artinya sebagai keluarga mungkin juga tidak enak ketika orang meninggal tidak ada kehadirannya di tempat itu. Hanya doa yang selalu ayahanda panjatkan. Semoga keluarga yang sudah mendahului mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT.
Serba salah juga ayahanda ingin pulang kampung tapi dia juga tidak ingin pelatihan ini dia tinggalkan walaupun hanya sekali. Sehingga dengan kekuatan hati bahwa selesai dulu baru saya pulang.
Sebagai anak kami hanya mendoakan semoga segala rencana ayahanda semuanya dimudahkan. Aamiin ya rabbal 'Aalamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
Jazakallah pak
Mabruk