PUSAR
Tagur 21
Salam Liteasi
Rinai pagi ini tak mampu menyejukkan suasana hati Ramadhan dan Soleha. Kecemasan menggelayuti pasangan yang sudah menikah selama lima tahun dan dikaruniai dua anak ini. Bagaimana tidak kawatir, putri keduanya yang baru seminggu lahir divonis untuk melakukan operasi pusarnya akibat infeksi. Soleha tak dapat membayangkan jika bayi mungilnya dengan kulit bersih dan hidung mancung ini harus menanggung derita menjalani operasi seperti yang sudah disampaikan dokter di rumah sakit.
“Apakah tidak ada jalan lain dokter,anak saya ini kan masih sangat....”Soleha tak dapat melanjutkan kata-katanya, bulir-bulir bening yang sedari tadi tertahan di pelupuk mata, kini tak sanggup lagi untuk tidak ditumpahkan. Dalam hati ia sangat berharap dokter akan menjawaban dengan kata bisa.
“Maaf bu, ini adalah satu-satunya jalan dan harus segera dilakukan tindakan, kalau tidak infeksinya akan semakin menyebar,” Jawaban dokter itu bagaikan belati yang menusuk-nusuk hati Soleha. Soleha tak bisa membayangkan kelak anak gadisnya tidak memiliki pusar, karena dioperasi dan tertutup. Bukankah pusar bagian dari keindahan wanita di depan suaminya. Ya Allah, bagaimana ini, batin Soleha semakin berkecamuk.
Ramadhan mencoba bersikap tenang, ia tak ingin istri yang sangat dicintainya melihat dirinya lemah dan itu akan membuatnya lebih sedih lagi. Setelah negoisasi dengan dokter untuk minta waktu supaya mereka bisa pulang ke rumah terlebih dahulu. Ramadhan mencoba membesarkan hati istrinya.
“ Ma kita pulang saja dulu ya, nanti kita pikirkan bagaimana baiknya.”
“Tapi pa, Zahra kan masih kecil, baru seminggu lho lahir, dia masih sangat lemah.” Jawab Soleha sambil sesenggukan,Sepanjang perjalanan Soleha terus menangis sambil sesekali mencium Zahra.
Sampai di rumah Soleha menelepon Mas Sholeh kakak kandungnya yang tinggal di Yogja, panjang lebar dia bercerita tentang kondisi si kecil yang harus melakukan operasi dalam waktu dekat,
“ Sudah dik, jangan nangis. Dokter kan bukan hanya satu, rumah sakit juga banyak. Coba Dik Soleha ke rumah sakit yang lain dulu, barangkali ada solusi. Wis to nggak usah nangis begitu, malu, kamu sudah jadi orang tua. Lebih baik cepat saja ojo di tunda-tunda. Mas doakan semua berjalan lancar.” Setelah mas Sholeh menutup telpon Soleha dan Ramadhan berunding, mau dibawa ke mana si Zahra supaya dapat penanganan cepat. Akhirnya diputuskan membawa buah hatinya ke rumah sakit tempat dulu Soleha melahirkan.
“Maaf bu, jadwal dokter Darwis hanya sampai jam tiga.”
“Tolong mas, anak saya ini kasihan, coba tolong bagaimana caranya. Saya mohon mas.” Pinta soleha dengan penuh harapan.
“Baik saya coba ya bu, membujuk dan myakinkan dokter. Semoga beliau bisa.” Jawap petugas. Tak berapa lama petugas kembali dengan senyum dibibirnya, ini pertanda baik pikir Soleha.
Akhirnya Zahra ditangani oleh dokter Darwis. Dokter Darwis meyakinkan bahwa anak saya bukan satu-satunya yang mengalami hal seperti ini.
“ Ibu dan Bapak tidak perlu cemas, insya Allah tidak perlu dilakukan tindakan operasi. Dengan catatan Bapak Ibu harus telaten memberikan obatnya, dan tiga hari ke depan harus dibawa ke sini lagi biar saya bisa melihat perkembangannya. Jangan lupa berdoa.”
Hari ini tepat satu bulan Ramadhan dan Soleha bolak-balik ke rumah sakit. Hanya berdua karena mereka sama-sama perantauan dan tak ada saudara, Usaha dan doa yang dilakukan membuahkan hasil. Dokter Darwis memberikan kabar gembira.
“ Pak bu, hari ini Bapak dan Ibu patut bersyukur. Pusar Zahra sudah membaik dan alhamdulillah tidak perlu operasi.” Mendengar ucapan dokter Darwis keduanya tampak bahagia, Mendung yang menggelayuti siang dan malam, berganti dengan sinar sang mentari yang terang benderang. Keduanya sujud syukur kepada Allah atas karunia kesebuhan putrinya. Mereka berjanji dalam hati akan menjaga buah hatinya dengan sepenuh hati. Akhirnya mereka pulang denga perasaan lega. Semoga Allah selalu melindunginya.
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ending yang bahagia, sehat dan sukses selalu bucantik
Semoge menjadi putri solihah y menyejukkan hati, serta selalu sehat.
Alhamdulillah. Salam sehat
Alhamdulillah. Keren cerpennya, Bunda. semoga sukses selalu.
Waah kereen critanya...saya perlu belajar lagi, salam sukses sll
Semoga selalu sehat bunda...
Alhamdullillah, ga bisa membayangkan jika sianak harus diiopersi di umur yg baru seminggi hiks
Bener bu, itu yg sy alami dulu. Alhamdulillah sembuh
Alhamulillah tidak jadi operasi sudah membaik.
lucunya, keren bu, sukses selalu
Pengalaman pribadi ya?
Betul Pak Aziz
aamiin..pengalaman adalah guru yang terbaik..sehat sll bund