SUYANTO

Guru Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Jati Kab. Blora Jawa Tengah Nomor HP. 0852 3032 5931 email: [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tantangan Menulis 30 hari (24) JAUHKAN DIRI DARI SIFAT DENGKI

JAUHKAN DIRI DARI SIFAT DENGKI Tidak ada seorang pun di dunia ini yang pekerjaannya hanya berpangku tangan dapat meraih manisnya keberhasilan. Keberhasilan itu harus diperjuangkan. Untuk memperolehnya membutuhkan pengorbanan. Seseorang yang ingin meriah buah keberhasilan harus mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga, waktu, dan perasaan. Semua itu harus dikerahkan secara sinergi mengarah pada satu tujuan yaitu keberhasilan. Betapa bahagianya orang yang sudah bersusah payah berkerja dapat menuai keberhasilan. Mereka bisa meniknatinya sebagai pelipur lara. Tidak hanya untuk dirinya, mereka pun bisa berbagi dengan orang lain. Sudah selayaknya jika orang lain pun mengapresiasi semangat pantang menyerah teman atau saudaranya itu. Apakah semua orang yang ada di sekitar kita mau menghargai prestasi yang kita peroleh? Barangkali itu, satu teka-teki yang selalu menghantui benak kita. Dan itu pula satu kisah yang pernah dialami oleh Bunga. Dia adalah gadis sebatang kara yang hidup menumpang di keluarga sepupunya. Di keluarga inilah permulaan kedengkian menerpa dirinya. Awalnya Bunga diterima dengan tangan terbuka di keluarga ini. Setiap hari, sebelum dan sesudah sekolah dia biasa membantu pekerjaan rumah. Misalnya, memasak, menyapu, mencuci, dan apapun pekerjaan yang sekiranya bisa dia kerjakan. Hanya saja, ekonomi keluarga yang dia tumpangi ini pasang surut. Tetapi, kedua saudara sepupunya itu termasuk tipe pemalas. Hari-harinya mereka habiskan untuk bermain HP. Mereka tidak peduli dengan ibunya yang hanya seorang diri membanting tulang mencari nafkah untuk menghidupinya. Jangankan bekerja, melipat selimut saja tidak mau. Ibunya pulang dari pasar tidak membawakan jajan yang disuka, mereka marah-marah. Apa lagi uang pulsa, bagaikan tagihan bank yang harus sediakan setiap kali dibutuhkan. Bunga pun tahu diri. Dia merasa jangan sampai keberadaannya di keluarga ini menjadi tambahan beban. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dia jualan jajan. Dia mengambil dagangan dari toko sebelah rumahnya. Setiap hari dia membawa jajanan itu kemudian menitipkannya di kantin sekolah. Ternyata hasil jualannya lumayan, bisa untuk menutup biaya sekolahnya. Bahkan, sebagian bisa ditabung dan sebagian untuk membantu kebutuhan keluarga walaupun sekedar untuk membeli bumbu dapur. Ternyata, keberhasilan Bunga berjualan ini tidak membuat Meilina dan Meilani, sepepunya itu senang. Bahkan, mereka sering marah-marah kepadanya. Mereka melarangnya berjualan. Mereka malu punya saudara yang hanya jualan jajan remeh. Mereka gengsi di depan teman-temannya. Padahal di balik topeng malasnya itu, mereka sering pinta paksa uang jajan kepada Bunga. Mereka sebenarnya iri dengan Bunga. Karena, Bunga penampilannya sederhana, ramah, dan disukai oleh teman-temanya. Sehingga wajar kalau jajan dagangannya setiap hari pun habis dibeli orang. Melihat keberhasilan Bunga ini, maka munculah perasaan dengki di hatinya. Mereka tidak ingin anak yatim piatu itu statusnya melebihi dirinya. Suatu saat mereka melancarkan aksi jahatnya. Pagi itu, mereka makan dan menghabiskan semua jajan yang sudah disiapkan Bunga untuk di bawa ke sekolah. Bahkan yang lebih parah, bungkusnya mereka masukkan juga ke dalam tas Bunga. Mereka mengira, dengan diperlakukan seperti itu akan membuat hidup Bunga menjadi lebih menderita. Benarkah Bunga berhenti sekolah sambil jualan, sehingga hidupnya menjadi lebih menderita? Dengki adalah menaruh perasaan marah, benci, dan tidak suka melihat orang lain menuai keberhasilan. Seorang pendengki merasa iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Mereka akan berusaha keras agar keberuntungan orang lain itu bisa lenyap. (KBBI:2014)

Iri hati atau dengki merupakan gejala-gejala ekspresip berupa tinglaku yang menunukkan perasaan dalam hati seseorang. Perasaan iri dan dengki ini muncul akibat kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu tujuan, padahal sangat berhasrat sekali untuk memilikinya. (Zainuddin:2015)

Sederhananya, perasaan iri dan dengki itu memiliki kemiripan yaitu sama-sama benci melihat kebahagiaan atau keberhasilan yang diraih orang lain tetapi dia merasa tidak mampu melakukannya. Awalnya, seseorang iri ingin menyaingi apa yang dimiliki orang yang dibencinya. Kerena dia tidak mampu, akhirnya muncullah perasaan dengki ingin menghilangkan apa yang dimiliki orang yang dibencinya. Jadi, pada dasarnya sifat iri dan dengki merupakan biang kerok muncul perangai jahat manusia di muka bumi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post