Syafaat

Analis Data dan Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi....

Selengkapnya
Navigasi Web
Dari Banyuwangi Lebih Murah Ke Kuala Lumpur Daripada Ke Jakarta

Dari Banyuwangi Lebih Murah Ke Kuala Lumpur Daripada Ke Jakarta

Minggu kemarin saya Ke Malaysia, iseng iseng mumpung lagi promo, dan lagi nggak perlu cuti untuk sampai kesana. Terlebih saya hanya berangkat sendiri. Saya bukan hanya ingin menikmati liburan ahir pekan yang “bisa dianggap beda”, namun saya benar benar ingin berlibur dengan biaya murah meriah. Sebenarnya saya tadinya ingin ke Padang Sumatra Barat sambil “mengendangi” anak saya yang lagi study disana, menikmati indahnya alam, jalan kelok sembilan yang menawan dan bertemu beberapa kawan, namun ketika melihart tarif pesawat Dari Banyuwangi yang lebih murah ke Kuala Lumpur daripada ke Padang, saya putuskan untuk ke Kuala Lumpur, terlebih passport saya juga masih berlaku.

Perjalanan dari Bandara Blimbingsari Banyuwangi biasa saja, terlebih ini bukan pertama kalinya saya naik pesawat terbang. Kebetulan hari itu penumpang lumayan penuh. Saya menikmatinya meskipun harus duduk di kelas ekonomi. Saya membayangkan bagaimana rasanya Jika Kantor mengajak kita Rakor di Kuala Lumpur, mungkin akan ada suasana berbeda, terlebih banyak rekan staf yang nggak pernah naik pesawat terbanng, pastinya ada satu atau dua orang yang kelihatan “wajah ndesonya” terlebih jika ke kamar kecil dalam pesawat seperti pertama kali saya naik pesawat.

Suasana di Kuala Lumpur biasa saja, seperti yang pernah kita lihat di TV, saya hanya selfi selfi dengan latar Menara Kembar Petronas sebagai Ikon Negea tersebut. Saya membayangkan suatu saat Banyuwangi juga akan mempunyai Ikon yang juga spektakuler, mungkin akan ada Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali, pasti sangat menarik, karena Jembatan tersebut pasti sangat besar dan panjang, tidak ada penyangga ditengah laut mengingat dalamnya selat Bal tersebut.

Ada yang sangat menarik ketika saya berjalan jalan ketempat kuliner, dimana bukan hanya makanan khas Malaysia dan Eropa yang disajikan, tetapi saya juga menemukan Warung Sego Tempong Mbak Har yang biasanya jualan di Pasar Benculuk juga ada disana. Saya teringat bahwa saya sering makan sego tempong Mbak Har, Terong gorengnya yang khas menggugah selera bagi siapa saja yang mampir dan menikmati masakannya. Selesai makan saya sempat berbincang dengan pemilik warung yang ternyata berlogat Osing. Saya bertanya kepadanya, kok sama persis rasanya dengan yang ada di Benculuk. Pemilik warung dengan semangat menjawab. “Sebenarnya bumbunya sama dehgan sego tempong yang ada di Banyuwangi, yang beda adalah terongnya” ungkapnya. Saya terus bertanya :Terongnya kenapa ??? “ “Terongnya Import” jawab pemilik warung. “ apa terongnya import dari India kok gedi gedii dan panjang” tanya saya. “ bukan pak, terongnya bukan Impor dari India, tetapi Impor dari Banyuwangi”. Jawab pemilik warung.

Saya hanya sehari semalam di Kuala Lumpur, saya harus segera kembali karena senin harus masuk kerja. Badan capek membuat saya lebih banyak tertidur di pesawat. Samar samar saya melihat Pramugari membagikan makanan kotak kepada para penumpang. Saya tetap agak tertidur sambil menikmati senyum ramah pramugari yang sibuk membagikan kotak nasi yang lumayan bagus kotaknya tersebut. Mungkin nasi tersebut tidak saya makan agar ada alasan untuk membawa kotaknya kerumah. Pramugari memberikan Kotak nasi dan meletakkan kepangkuanku. Saya tidak berani membuka mata terlalu lebat, takut terlalu tertarik dengan pramugari yang cantik tersebut. Saya harus menjaga pandangan mata saya.

Pramugari menggoyang goyangkan kaki saya yang sedang duduk di kursi, “ pak pak bangun pak” kata pramugari dengan ramah membangunkan saya yang sedang tertidur di kursi. Mungkin saking anyelnya saya tidak bangun bangun, pramugari tersebut membuka sepatunya dan memukulkannya ke paha saya. saya terbangun dan hampir terjatuh dari kursi, saya lihat Mbak Wiwit membawa nasi kotak untuk makan siang. Saya pejamkan mata dan saya buika kembali, Wajah Mbak Wiwid masih tetap tersenyum menatapku. Wajahnya tidak berubah seperti pramugari yang saya temui dalam mimpi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kekwkw...isoo ae iki..jareku beneran. kok gk bilang2...we..mimpiii

23 Jan
Balas



search

New Post