Hanya orang yang sedang jatuh/ dan para pendukung capres yang “angel dikandani”, Luwih puenah Vanesa Angel koyone, seloroh rekan saya sambil mensruput kopi yang masih panas sambil ngemil gembili, sementara teman yang lain Cuma tersenyum saja. “80 juta bro” ungkap kawan lainnya.

Siang itu setelah sholat Jumat kami ngopi diwarung B Dian, kantin dalam kantor yang terletak disudut kantor tersebut lumayan ramai, maklumlan kantin tersebut bersebelahan dengan Siskohat, beberapa orang yang mendaftar dan mengurus haji mampir dan ngopi diwarung tersebut menunggu pegawai yang sedang beristirahat.

Kami tidak sedang membahas Kajian tafsir tematik atau isue agama lainnya. Siang itu banyak yang menyindir hasil debat semalam yang dianggapnya kurang menarik, dan menurut teman saya nggak ada pengaruhnya secara signifikan sebuah debat dengan pilihan, para pendukung masing masing mempunyai pembenar terhadap pilihannya, dan menganggap idolanya sangat tepat menjadi pilihannya.

Saya sendiri tidak mengikuti sepenuhnya debat yang katanya disiarkan di TV tersebut, meskipun saya tahu siapa yang sedang melakukan “debat terbuka” yang disiarkan oleh KPU tersebut, saya tidak boleh menilai siapa yang menurut saya lebih unggul dari debat tersebut.

Suatu ketika saya bertemu dengan dua orang yang berbeda pilihan dan saling memperbedatkan pilihannya masing masing. Dan menurut saya percuma saja memperdebatkan perbedaan pilihan tersebut, karena pilihan mereka lebih kepada “keyakinan” daripada visi misi yang disampaikan para calon.si misi yang disampaikan para calon.