M. Syafi'i Saragih, M.A

M. Syafi'i Saragih Guru di Pesantren Modern Al Barokah Kab. Simalungun dan Dosen di PT Di Simalungun Sumatera Utara. Buku yang sudah diterbitkan 1. Kon...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKAN KALENG-KALENG

BUKAN KALENG-KALENG

"Saya ini apalah pak, memang sudah takdirnya gini, bodoh, gak bisa apa-apa, toh semua orang bilang saya gitu, malu rasanya, sekolah juga percuma, sepertinya masa depan saya memang suram", begitu curhat seorang murid kepada saya, dengan wajah tertunduk lesu, ia seperti kehilangan harapan ke depan, entah racun jenis apa yang sudah merusak pikirannya hingga berpandangan seperti itu. Pastinya, ini karena lingkungan yang kurang bersahabat dengannya. Jangan-jangan, rumah tempat dia berteduh, sekolah tempat dia menimba ilmu, dan daerah tempat dia bergaul yang menciptakan pikirannya itu. Kalau iya, waduh, betapa tidak kondusifnya lingkungan itu, membentuk anak yang harusnya ceria, cerah, cemerlang, visioner, kreatif, inovatif, dan berakhlak mulia tentunya. Siapa yang harus bertanggung jawab?

Kalau kita masih mengukur anak hanya dengan kecerdasan akademiknya, yakinlah bahwa tidak semua anak cerdas, ribuan bahkan mungkin jutaan anak yang akan menderita penyakit "bodoh" yang memang sengaja disuntikkan oleh rumahnya, sekolahnya, dan masyarakatnya, sadar atau nggak sadar. Kalau iya, maka ubahlah pandangan itu. Karena sesungguhnya kita sudah berpijak pada defenisi yang keliru. Yakinlah nggak ada anak yang bodoh. Semua cerdas, karena saya yakin Allah SWT tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Lagian, apa iya Allah menciptakan manusia bodoh? Saya yakin nggak. Anak itu bukan produk kaleng-kaleng. Apa mungkin kita mau mengatakan kalau anak terlahir dengan proses yang biasa saja?, Saya yakin semua kita sepakat, kalau proses terciptanya manusia sesuatu yang sangat luar biasa, istimewa, menembus batas nalar dan kasat mata. Al-Qur'an menjelaskan dengan sangat indah proses itu ( Q.S Almu'minun: 12-14). Apa mungkin kita mau mengatakan manusia itu produk kaleng-kaleng? , Mustahil rasanya. So, apa mungkin kita akan mengatakan anak bodoh?, Saya yakin tidak...

Orang bodoh itu, yang tau benar tapi tak melakukan, yang tau salah tapi melanggar, yang tau baik tapi mengabaikan, yang tau buruk tapi mengamalkan.

Jangan-jangan kita yang selama ini megatakan anak-anak kita bodoh, hanya karena tak mampu pelajaran, justeru kitalah yang bodoh, karena terlalu banyak melanggar yang benar dan kebenaran, melakukan yang salah dan kesalahan.

Wallahu A'lam

sys okt 20

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post