M. Syafi'i Saragih, M.A

M. Syafi'i Saragih Guru di Pesantren Modern Al Barokah Kab. Simalungun dan Dosen di PT Di Simalungun Sumatera Utara. Buku yang sudah diterbitkan 1. Kon...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGAPA HARUS ANTRI?

MENGAPA HARUS ANTRI?

"Hey, minggir, kenapa kamu potong barisan ku, Ken?", Teriak Zoel marah karena merasa barisan antriannya dipotong Aken. Dengan sedikit tersipu malu sambil garuk-garuk kepala Aken menjawab, "he..he.. iya Zoel, maaf aku buru-buru, soalnya takut telat kena setrap sama mudabbir".  (istilah Abang kelas di pesantren). 

Begitulah kulalui setiap harinya di sebuah pesantren yang tak jauh dari dataran tinggi di daerah Sumatera Utara. Setiap pagi pukul 04.00 wib kami harus antri mengambil wudhu, setelah shalat, mengantri masuk ke setiap barisan untuk pembelajaran kosa kata bahasa Arab dan Inggris. Sebelum masuk kelas, ketika hendak mandi juga antri di depan kamar mandi, makan siang juga harus antri, pembagian Snack juga harus antri, makan malam antri. Tiada hari tanpa antri. Semuanya kami lalui selama enam tahun nyantri di pesantren itu. Ketika sabar hilang, tak kunjung datang, antrianpun diterjang. 

Inilah pola pembiasaan yang tidak cukup waktu singkat. Butuh bertahun-tahun lamanya untuk menanamkan satu sikap sabar dalam diri anak. Ketika antri, maka setiap orang dituntut untuk sabar mendapatkan gilirannya sesuai dengan barisannya. Seseorang tak boleh semena-mena merusak barisan antrian, sekalipun ia orang besar, pejabat, orang kaya, orang penting, atau lainnya.

Ada satu kisah menarik ketika shalat Jumat di sebuah masjid di Turki, presiden Erdogan tertangkap kamera berada di shaf di luar masjid karena ia datang agak terlambat. Namun, kekuasaannya tak membuatnya lantas minta berada di shaf pertama, sebuah shaf yang paling mulia di mata Allah bagi mereka yang duluan datang. 

Ada satu statement juga yang menarik dari seorang guru di Australia. "Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai matematika, kami jauh lebih khawatir, jika mereka tidak pandai mengantri". Menurutnya hanya butuh waktu 3 jam agar anak mengerti matematika, tapi butuh waktu 12 tahun atau lebih agar anak bisa mengantri. 

Sebuah pernyataan yang sangat filosofis kan?. Dari sini kita bisa menyimpulkan kalau sesungguhnya karakter dan akhlaklah yang harus menjadi prioritas. Bukankah Nabi Muhammad Saw juga diutus untuk itu?.

Hadis dari Abu Hurairah Nabi bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia". (HR. Al Baihaqi)

 

Wallahu A'lam 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Supaya Tertib tidak kacau dan aman

20 Mar
Balas

Siap bu

20 Mar

Bebek aja bisa antri, ya kan pak

20 Mar
Balas

Haha.. bener kali itu bu

20 Mar



search

New Post