M. Syafi'i Saragih, M.A

M. Syafi'i Saragih Guru di Pesantren Modern Al Barokah Kab. Simalungun dan Dosen di PT Di Simalungun Sumatera Utara. Buku yang sudah diterbitkan 1. Kon...

Selengkapnya
Navigasi Web
OMNIBUSLAW, ANARKISME, DAN PENDIDIKAN

OMNIBUSLAW, ANARKISME, DAN PENDIDIKAN

Miris, mungkin salah satu kata yang tepat untuk menggambarkan wajah bangsa ini. Anarkisme (istilah umum yang saya gunakan untuk mengatakan "without ruler" tanpa aturan), adalah salah satu sikap dan perilaku yang sering muncul. Anarkisme pemerintah yang (kata banyak pengamat) tak memihak pada rakyat, akhirnya memicu anarkisme massal yang ujungnya "brutal". "Tak ada asap kalau tak ada api", begitu kata pepatah.

Di bangsa ini, perilaku anarkis sering muncul, belum lagi padam api anarki pada pemilu lalu, muncul lagi anarki UU ciptaker omnibuslaw, yang dampaknya massal secara nasional. Saya nggak bilang kalau anarkisme selalu muncul dari rakyat, anarkisme bisa ada pada sebuah kebijakan yang eksesnya jadi sistemik dan massal. Bahkan, kalau anarkisme sudah parah, nyawa gak ada harganya, barangkali persis kayak harga ayam potong atau mungkin lebih murah. Padahal, Islam, dan semua keyakinan sangat menghormati dan menjaga kelangsungan hidup satu nyawa.

Menurut saya, anarkisme itu ada dua, soft anarchism (anarkisme lunak) dan hard anarchim (anarkisme keras). Anarkisme lunak itu bisa terdapat pada pikiran, gagasan, konsep, keputusan, kebijakan, hukum, dan aturan tanpa aturan yang kemudian bisa merugikan banyak orang, bahkan negara. Nah, kalau hard anarchism, menurut saya biasanya adalah dampak dari soft anarchism. Namun, secara garis besar anarkisme memunculkan "brutalisme".

Lantas, kenapa bisa terjadi?. Apa yang harus disiapkan bangsa ini untuk meminimalisir anarkisme? Terutama anarkisme kekuasaan?

Sejarah mencatat, bahwa kedatangan Rasulullah Nabi Muhammad Saw adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia itu ya dari pendidikan. Nah, yok kita sedikit menilik grand design pendidikan kita hari ini. Kayaknya, pendidikan kita lebih fokus pada minterin otak (kognitif) daripada bersihin hati (afektif). Menurut saya di sini poin pentingnya. Karena prosesnya lebih banyak ke kognitif, hasilnya memang bangsa ini sangat banyak melahirkan orang-orang pinter dan ahli yang kemudian masuk ke ruang kekuasaan. Namun, sayangnya, belum banyak berhasil melahirkan orang yang bersih hatinya. Sudah kebayang bagaimana kalau kekuasaan dipegang oleh orang pinter yang gak bersih hatinya, ya.. muncullah anarkisme.

Saya sangat yakin, semua orang tau soal tujuan pendidikan ini. Semua orang juga tau kalau akhlak itu fondasi segalanya, karena memang secara teologis sudah fitrahnya manusia. Lantas?, Ya itu tadi, bangsa kita ini barangkali sedang lalai saja. Pendidikan yang semestinya mampu melahirkan orang pinter berhati bersih mungkin juga sedang lupa karena sedang asyik dan berjuang membuat banyak orang pinter dan pinter, sampai lupa soal hatinya. Mungkin.... Saya gak berani bilang pasti. Karena saya sadar kelemahan analisis saya.

Toh, pemerintah sudah mendesain tujuan pendidikan dengan sangat baik yang tertuang dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003, menempatkan soal iman, ketakwaan, dan akhlak yang mulia menjadi prioritas utama, dan itu dibuat dengan sangat sadar dan penuh keyakinan. Pendidikan Mungkin sedang lalai saja, yang insyaallah akan sadar pada waktunya. Yang kalau sudah sadar, saya yakin sistem dan proses pendidikan yang terjadi di rumah-rumah, sekolah-sekolah, dan masyarakat akan menuai hasil sesuai dengan tujuan sebenarnya. Akan lahir para ibu dan ayah, sebagai pendidik yang baik di rumah, lahir para guru pendidik yang baik di sekolah, lahir penguasa yang baik yang mengelola masyarakat, bangsa, dan negara dengan penuh kebijaksanaan, sehingga janji Allah tentang "baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghofur" akan terwujud.

Allahu A'lam

Sys, 11 okt,20

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Matur nuwun, terimalasih pak. Salam kembali

11 Oct

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Mantap ulasannya, pak. salam literasi

11 Oct
Balas

Super sekali...semangat dan sukses selalu sahabat literasi...mari kita terus budayakan literasi dengan Saling Kunjung Saling Sanjung...

11 Oct
Balas

Terimakasih pak. Tersanjung dapat apresiasi dari penulis populer gurusiana. Salam kenal pak. Bisa dapat no wa bapak..?. Salam kenal pak

12 Oct



search

New Post